Sabtu, 11 Mei 2024 | 16:26
NEWS

Gagal Tangani Darurat Pendidikan, Gus AMI Minta Nadiem Makarim Dicopot

Gagal Tangani Darurat Pendidikan, Gus AMI Minta Nadiem Makarim Dicopot
Ketum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI). (Sindonews/Ist)

ASKARA - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI) meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim diganti.

Gus AMI menilai, krisis atau darurat pendidikan yang terjadi sepanjang pandemi Covid-19 hingga kini belum bisa tertangani dengan baik dan belum ada terobosan dilakukan Nadiem sebagai solusi mengatasi darurat pendidikan nasional. 

"Menteri pendidikan yang kita harapkan dengan teknologi yang dia miliki mengambil inisiasi untuk mengambil langkah-langkah alternatif bagi krisis darurat nasional pendidikan, tetapi sampai hari ini tidak ada tanda-tanda hal yang bisa diharapkan dari menteri pendidikan kita," bebernya saat membuka Musyawarah Wilayah 15 DPW PKB secara virtual, Sabtu (16/1).

Gus AMI mengaku sudah meminta Ketua Komisi X DPR yang juga Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda untuk mengambil inisiasi atas krisis stagnasi pendidikan nasional. 

"Saya mengusulkan Menteri Pendidikan segera diganti dengan Syaiful Huda dari Ketua Komisi X supaya ada penanganan yang cepat dari stagnasi pendidikan nasional kita," katanya. 

Menurut Gus AMI, harus diakui hingga saat ini tidak ada terobosan nyata yang bisa dirasakan mendikbud dalam menangani darurat pendidikan nasional. 

"Saya pendukung utama Pak Nadiem karena saya harapkan kecanggihan Pak Nadiem dalam menangani teknologi, menangani gojek, menangani sistem perdagangan baru melalui online luar biasa, salut," katanya.

Untuk itu, Gus AMI berharap, kemampuan Nadiem tersebut dapat ditindaklanjuti dengan kemampuan menata dan mengelola pendidikan nasional. 

"Tapi sudah satu tahun lebih, hampir dua tahun, belum ada tanda-tanda baru yang bisa kita rasakan. Tolong sampaikan ke Pak Nadiem bahwa Indonesia darurat pendidikan, butuh penanganan yang serius, tidak bisa sambil lalu. Menangani soal pendidikan tidak bisa sambil guyonan, gak bisa sambil gojek. Gojek itu kalau bahasa Yogya itu bercanda. Gojekan itu namanya bercanda, nggak bisa sambil bercanda dalam menangani krisis pendidikan kita," papar Gus AMI.

Menurut Gus AMI, akibat dari krisis pendidikan nasional, ada dua hal sekaligus yang mengalami kelumpuhan. Pertama, lumpuhnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua, lumpuhnya masa depan sumber daya manusia dan masa depan nasib generasi penerus bangsa. 

"Banyak stagnasi terjadi. Kurikulum kita banyak yang terlambat, butuh penanganan," katanya.

Gus AMI mengatakan, PKB siap menjadi garda terdepan dalam memberikan alternatif jawaban atas persoalan-persoalan riil yang dihadapi Indonesia. 

"Kita harus berolah pikir dan berolah kreasi untuk mampu berinovasi. Saatnya pembangunan baik pembangunan infrastruktur sekaligus pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.

Dilansir Sindonews, PKB hendak memberikan alternatif redesain pembangunan dengan meletakkan prisip-prinsip utama kebutuhan kemanusiaan dan pembangunan. Pertama nilai-nilai kemanusiaan. Kedua, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat penyangga. Ketiga, kemajuan SDM unggul mutlak menjadi syarat kemajuan. 

"Nah dalam posisi ini, di tengah pandemi, ekonomi sulit, pembangunan hancur. Saya sudah berteriak-teriak berkali-kali, kehancuran pendidikan nasional nyata di depan mata kita, tetapi belum ada penanganan yang serius dan bisa dirasakan hasilnya," imbuhnya.

Komentar