Jumat, 19 April 2024 | 14:20
OPINI

Toserba dan Diskotek Pertama Di Bandung

Toserba dan Diskotek Pertama Di Bandung
Toko De Vries pada tahun 1910

Artikel ini dipersembahkan untuk saudara Sudarsono Katam. Sekitar awal tahun 1800 kota Bandung yang kita kenal sekarang ini masih berbentuk Leuweng (Hutan). Dimana masih penuh dengan binatang buas maupun rawa.

Maka tidaklah heran apabila Kampung Bandoeng nan mungil itu. Dahulunya mendapatkan julukan Paradise In Exile (Sorga di Pembuangan). Namun sejak jalur kereta api mulai singgah ke Bandung pada tahun 1884 Kota Bandung mulai berkembang. Dimana mulai berdatangan orang asing dari mancanegara termasuk Belanda maupun Tiongkok.

Diantaranya adalah M. Klass De Vries beserta istrinya. Mereka tiba di Bandung pada tahun 1899. Ia terdaftar sebagai penduduk Eropa yang ke 1.518 di Bandung. Pada awalnya mereka mulai usaha dengan membuka warung kecil di Alun-alun Bandung tepatnya di lokasi tanah gedung BRI sekarang ini. Mereka jualan makanan dan minuman (P&D).

Namun sepuluh tahun kemudian tepatnya pada tanggal 11 Nopember 1909 mereka pindah ke lokasi tempat dimana toko De Vries sekarang ini ialah di jl Asia Afrika No. 100. Lokasi toko baru ini mereka berada di ujung tombak atau totogan dari jl. Braga sebelah hotel Homan. Bangunan toko dengan gaya Arsitektur Oud Indisch Stijl (Klasik Indis) ini dibangung oleh Biro Arsietk Edward Cuypers Hulswitt.

Pada tahun 1920 gedung tersebut dipugar dan dirubah kembali bentuknya menjadi gedung seperti yang kita kenal sekarang ini. Dengan luas toko yang jauh lebih besar maka mereka bisa menjual berbagai macam barang yang jauh lebih lengkap. Mulai dari peralatan dapur, kain pakaian, sepatu, alat-alat tulis semuanya serba lengkap. Jadi sudah mirip dengan Toserba atau Supermaket yang kita kenal sekarang ini.

Maka tepatlah apabila toko De Vries ini dinobatkan sebagai Toserba pertama di Bandung. Lokasi toko mereka sangat baik dan strategis. Maklum letak tokonya berhadapan langsung dengan gedung tempat pertemuan orang-orang Belanda ialah di Gedung Merdeka (Societei Concordia) yang kita kenal sekarang ini.

Gedung Merdeka dibangun 1926. Maklum di gedung tersebut hampir setiap minggu selalu penuh dikunjungi oleh orang para juragan perkebunan maupun pejabat pemerintah Belanda lainnya. Di samping itu tokonya juga bersebelahan langsung dengan Hotel Homan yang merupakan hotel bintang lima terbaik dan pertama dijamannya.

Melihat keberhasilan dari Toko De Vries. Saingan mereka ialah Toko Thiem yang juga cukup besar membuka usaha yang sama. Namun mereka kalah bersaing sehingga akhirnya bangkrut dan tokonya ditutup. Di atas lahan bekas toko Thiem inilah akhirnya Hotel Preanger dibangun. Sedangkan gedung bekas toko De Vries sekarang ini dipakai oleh Bank NISP Bandung.

Dan apakah anda tahu bahwa dugem atau diskotek pertama Bandung dahulu dibuka di bawah gedung De Vries dengan nama Cave Bar yang didirikan pada tahun 1963? Di tempat itulah dahulu Rollies Band sering pentas. Dan tepatnya pada tanggal 19 Juli 1969. Ciri khas dari Cave Bar pada saat itu ialah ukiran barong di atas pintu masuknya.

I know what I am talking about, sebab pengelola dari diskotek tersebut dahulu adalah kakak kandung saya John almarhum dengan Tubagus Drajat Marta (alm) = pendiri Perhimpunan Musik Bandung (Pemba) dan juga sohib baik saya. Dan tepatnya pada tanggal 19 Juli 1969 disitulah pula saya merayakan hut saya.

Sekadar info tambahan, banyak orang tidak mengetahui bahwa antara Gedung Merdeka dan toko buku De Vries (NISP) di seberangnya terdapat terowongan tersembunyi di bawah tanah. Pada masa kolonial, terowongan itu dipakai sebagai rute penghubung antar gedung. Namun, pada masa Orde Lama dan Orde Baru, terowongan tersebut pernah dijadikan tempat tahanan mahasiswa dan tahanan politik.

Saat ini, kondisi terowongan dari pintu yang berada di lantai dasar De Vries sudah ditutup. Bahkan, letak pintu terowongan sudah raib dimakan usia dan tertutup tembok baru.

Mang Ucup

Menetap di Amsterdam, Bandung

Komentar