Minggu, 19 Mei 2024 | 19:40
OPINI

Hari Raya Tang Cie, Tibanya Musim Dingin

Hari Raya Tang Cie, Tibanya Musim Dingin
Wedang Ronde (Int)

Dongzhi ( 冬至 ) dalam logat Hokkian Tang Cie atau Hari Wedang Ronde. Tang Cie jatuh pada tanggal 22 Desember, kecuali pada tahun Kabisat jatuh pada tanggal 21 Desember.

Tang Cie berarti tibanya Musim Dingin, merupakan hari yang paling dingin di tahun itu. Setelah Tang Cie, cuaca mulai berubah menghangat. Pada malam hari sebelum Tang Cie, ibu – ibu membuat Ronde (Tangyuan 湯圓) yang terbuat dari Tepung Beras Ketan diberi warna Merah, Putih dan Hijau berbentuk bulat.

Pada esok hari pagi – pagi Ronde tersebut direbus, dimasukan dalam air Gula dan Jahe. Pertama – tama diberikan pada ibu sebanyak 2 butir, selanjutnya dibagikan pada sanak keluarga dengan jumlah sesuai usianya masing – masing ditambah 1, seorang yang usianya 57 diberi Ronde besar 5 butir, ditanbah Ronde kecil 7 butir.

Ronde – Ronde tersebut juga dikirim pada keluarga dekat atau yang lebih tua. Bagi keluarga yang sedang berkabung tidak membuat Ronde. Apabila ada keluarga yang sedang hamil, ia dapat membakar butir Ronde yang belum direbus kedalam Api. Bila Ronde tersebut tetap bulat utuh, anak yang dikandung mungkin laki – laki, apabila Ronde tersebut pecah, berarti anak yang dikandung perempuan.

Karena hari Tang Cie adalah hari yang paling dingin, setelah Tang Cie cuaca berangsur – angsur hangat, maka mempunyai makna untuk mempersiapkan segala sesuatu menyongsong Musim Semi. Di Indonesia bisa diartikan persiapan untuk tutup tahun dengan sebaik – baiknya.

Hikayat Tang Cie

Konon seorang pemuda sebagai Tabib, pada suatu saat mencari ramuan obat di hutan, karena suatu kesalahan yang tidak disengaja. Racun tanaman menyebabkan kedua matanya menjadi buta, seorang yang menemukannya di hutan mengantar kembali kerumahnya.

Ibunya yang sudah tua sangat mengasihi anaknya, pada saat anaknya tidur ia mencongkel kedua matanya untuk menggantikan mata anaknya, setelah anaknya bangun dari tidurnya dan bisa melihat, akhirnya ia mengetahui bahwa matanya adalah pemberian ibunya.

Ia ingin mengembalikan matanya pada ibunya, tetapi ibunya menolak. Ibunya memberi petunjuk agar ia membuat Ronde dari Ketan dan masukan ke kelopak matanya, dengan suatu keajaiban, mata yang dibuat dari Ketan tersebut menjadi Mata dan ibunya dapat melihat kembali.

Makna dari membuat Ronde adalah menunjukkan kasih sayang seorang ibu pada anaknya, bahkan ia rela memberikan matanya yang paling berharga untuk anaknya.

Tanggal 22 Desember juga diperingati sebagai hari Ibu. Suatu kebetulan bahwa di Indonesia tanggal 22 Desember tiap tahun dirayakan sebagai Hari Ibu, untuk memperingati hari Emansipasi Wanita. Karena pada tanggal 22 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia Pertama di Yogyakarta. Hari itu ditetapkan sebagai Hari Ibu oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1953.

Mang Ucup

Menetap di Amsterdam, Belanda

Komentar