Selasa, 14 Mei 2024 | 17:46
COMMUNITY

Keanehan yang Terjadi Saat Gerhana Matahari di Planet Mars

Keanehan yang Terjadi Saat Gerhana Matahari di Planet Mars
(Wikimedia)

ASKARA - Mars memiliki dua buah bulan yaitu Phobos dan Deimos dan keduanya sama sekali berbeda dengan bulan milik Bumi. 

Phobos, yang paling besar dari keduanya, berjarak lebih dekat dengan Mars. Dibandingkan dengan orbit bulan selama 27 hari, Phobos bergerak mengelilingi Mars pada garis ekuatornya tiga kali dalam satu hari Planet Mars.

Di Planet Mars, peristiwa gerhana Matahari lebih sering terjadi dibandingkan Bumi. Ketika Phobos melintas tepat di depan Matahari - walaupun tidak sepenuhnya menutupi matahari - terjadi gerhana Matahari cincin atau sebagian. Karena Phobos bergerak sangat cepat, peristiwa gerhana hanya terjadi sekitar 30 detik.

Tetapi, walaupun berlangsung sangat singkat, wahana Insight yang ada di Planet Mars berhasil merekam sebuah kejadian aneh sepanjang gerhana tersebut.

Yang mengejutkan para ilmuwan, ketika Phobos melintas di depan Matahari, seismometer milik wahana leander Insight - instrumen yang merekam gerakan pada permukaan planet untuk memonitor kemungkinan terjadinya aktivitas gempa - berayun, hanya sedikit saja bergerak menuju satu sisi.

Para peneliti dari ETH Zurich institute of Geophysics yang sedang meneliti data Mars yang dikirim dari wahana Insight untuk melihat apakah dampak gerhana Matahari pada Planet Bumi juga terjadi di Planet Mars. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Geophysical Research Letters.

"Ketika Bumi mengalami gerhana Matahari, instrumen dapat mendeteksi adanya penurunan temperatur dan hembusan angin yang lebih kencang karena ketika lapisan atmosfer mendingin pada suatu wilayah, udara akan bergerak dari wilayah tersebut," kata ahli seismologi Simon Stähler dari ETH Zurich.

Wahana Insight dilengkapi dengan sensor temperatur dan angin, tetapi instrumen ini tidak mencatat adanya perubahan pada lapisan atmosfer selama gerhana. Turbulensi atmosfer, temperatur atmosfer dan tekanan barometrik tercatat cukup konsisten dengan kondisi normal di Planet Mars.

Sel-sel solar dari Insight ikut terpengaruh akibat terjadinya peristiwa transit Phobos ini. Dan mungkin akan sangat mencurigakan apabila kejadian ini tidak terdeteksi karena Phobos menutupi sekitar 40 persen dari cahaya Matahari, dan ini memastikan bahwa instrumen bekerja dengan benar.

"Ketika Phobos melewati Matahari, cahaya Matahari yang sampai pada panel solar akan berkurang dan menyebabkan produksi listrik menjadi berkurang. Penurunan paparan cahaya Matahari akibat bayangan Phobos dapat dapat diukur oleh instrumen pada wahana Insight," jelas Stähler.

Tetapi apa yang terjadi kali ini ternyata melampaui apa yang diharapkan para ilmuwan karena baik magnetometer dan seismometer menunjukkan data yang tidak biasa. Pada magnetometer, instrumen yang digunakan untuk memonitor medan magnet pada permukaan Mars, dua komponen di dalamnya menunjukkan adanya penurunan medan magnet yang sebanding dengan penurunan arus pada panel surya. 

Stähler menyatakan bahwa sinyal yang terbaca pada alat seismometer bukanlah hal yang biasa terjadi. Sinyal tersebut terekam pada ketiga transit Phobos, sangat lemah tetapi nyata. Tim ilmuwan berharap bahwa sinyal ini adalah respon seismik dari gaya tidal Phobos yang bersifat gravitasional, gaya menarik ketika melintas di atas planet.

Tetapi, ketika mereka membandingkan sinyal ini dengan hasil pembacaan aktivitas seismik lainnya di Mars, sinyal ini berbeda dengan aktivitas seismik yang pernah terjadi sebelumnya di Mars. Kemungkinan lainnya adalah adanya adanya peningkatan koneksi antara seismometer dengan wahana Insight. Tetapi jika ini terjadi, jarum seismometer akan bergerak ke arah sebaliknya.

Dan perubahan temperatur atmosfer juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan kepadatan permukaan planet sehingga dapat terbaca oleh seismometer, tetapi, seperti yang pernah dibahas sebelumnya, perubahan tersebut tidak terdeteksi.

Dan ada satu lagi sinyal yang terdeteksi. Instrumen radiometer infra merah merekam adanya sedikit perubahan pada temperatur permukaan Mars selama transit Phobos yang paling panjang durasinya kemudian daratan kembali menghangat kembali seperti semula.

Para ilmuwan meyakini, hal inilah yang menyebabkan terjadinya keanehan pada data seismometer.

Efek yang sama teramati pada tahun 1997 oleh Black Observatory di Jerman.

Seorang teknisi lupa mematikan lampu ketika meninggalkan ruang seismometer sehingga menyebabkan seismometer membaca adanya perubahan temperatur akibat panas dari lampu ruangan dalam periode yang cukup lama.

Sebuah rangkaian eksperimen yang menggunakan sumber panas buatan dilakukan untuk menunjukkan respon seismometer yang terjadi seketika adanya perubahan panas pada pilar seismik.

Para peneliti mengatakan, informasi dari eksperimen ini dapat digunakan untuk lebih memahami tentang Phobos dan Mars.

Lokasi tempat Insight berada telah dipetakan dengan akurat. Dengan mengetahui kapan gerhana Phobos dimulai dan berakhir pada lokasi tersebut dapat membantu para ilmuwan untuk bisa menentukan lintasan orbitnya secara akurat. Dan pada akhirnya dapat membantu kita memahami apa yang akan terjadi pada Phobos di masa depan.

Orbit Phobos semakin mendekat ke Planet Mars sejauh 1,8 centimeter per tahun dan semakin lama pergerakannya semakin lambat. Para ilmuwan memprediksi ketika jarak Phobos dengan Mars semakin mendekat, gaya tidal akan menghancurkan Phobos, merubahnya menjadi cincin debu yang akan terbentuk di sekeliling Mars. (ikons)  

Komentar