Jumat, 26 April 2024 | 02:37
COMMUNITY

Belum Ada Bisikan Alien di 10 Juta Bintang yang Diamati

Belum Ada Bisikan Alien di 10 Juta Bintang yang Diamati
Teleskop radio Murchison Widefield Array. (Dragonfly Media/Ikons)

ASKARA - Dalam upaya pencarian kehidupan cerdas di luar Bumi atau yang dikenal dengan SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence), para peneliti tidak menemukan jejak teknologi yang dapat menunjukkan keberadaan suatu peradaban maju, di sekitar 10 juta bintang yang telah diamati.

Para astronom menggunakan sebuah teleskop radio Murchison Widefield Array (MWA) di pedalaman Australia Barat. Misi ini menjelajahi suatu area dengan seratus kali lebih luas daripada pencarian kehidupan ekstraterestrial sebelumnya. Hasilnya telah diterbitkan di Publications of the Astronomical Society of Australia.

Studi ini mengamati bintang-bintang yang berada di sekitar konstelasi Vela. Sebuah area dengan luas ratusan kali dari pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan pencarian terhadap suatu emisi radio yang kuat pada frekuensi yang mirip dengan frekuensi radio FM. Di mana dapat menunjukkan keberadaan sumber dari kehidupan cerdas. Emisi yang memungkinkan ini dikenal sebagai "sidik jari teknologi".

Frekuensi sangat rendah (VLF) radio di Bumi bisa bocor dan menembus ionosfer. Salah satu sinyalnya pernah tertangkap dan terekam oleh pesawat ruang angkasa NASA pada tahun 1996. Emisi VLF juga telah telah ditemukan menciptakan suatu gelembung raksasa di sekitar planet kita.

Jika alien juga menghasilkan sinyal seperti itu, dan jika sinyal tersebut cukup kuat, para peneliti percaya bahwa kita mungkin dapat mendeteksinya.

"MWA adalah sebuah teleskop yang unik dengan bidang pandang yang sangat luas yang memungkinkan kita untuk mengamati jutaan bintang secara bersamaan. Karena kita tidak bisa benar-benar berasumsi bagaimana peradaban alien mungkin memanfaatkan teknologinya, kita perlu mencari dengan berbagai cara. Dengan menggunakan teleskop radio, kita bisa menjelajahi ruang pencarian delapan dimensi. Kami mengamati langit di sekitar konstelasi Vela selama 17 jam, terlihat lebih dari 100 kali lebih luas dan lebih dalam dari pengamatan sebelumnya. Dengan kumpulan data ini, kami tidak menemukan sidik jari teknologi, tidak ada tanda-tanda kehidupan cerdas," papar Chenoa Tremblay dari Curtin University.

Pencarian kecerdasan ekstraterestrial sebenarnya cukup rumit. Kita benar-benar tidak tahu jenis teknologi apa yang bisa dikembangkan oleh peradaban alien, jadi kita mendasarkannya pada apa yang kita ketahui, baik secara teknologi maupun berdasarkan teori kita sendiri.

Seperti yang dicatat Douglas Adams dalam The Hitchhikers Guide to the Galaxy, "ruang angkasa itu besar, sangat besar".

"Dan meskipun ini adalah studi yang sangat besar, besarnya ruang yang kami lihat setara dengan mencoba menemukan sesuatu di lautan bumi tetapi hanya mencari volume air yang setara dengan kolam renang halaman belakang yang besar. Meskipun masih ada jalan panjang untuk mencari kecerdasan ruang angkasa, teleskop seperti MWA akan terus menembus batas, kita harus terus mencari," kata Chenoa Tremblay.

Mungkin akan segera terjawab setelah sebuah teleskop yang lebih maju, di mana saat ini sedang dibangun di Australia Barat dan Afrika Selatan siap digunakan. Teleskop ini disebut sebagai Square Kilometer Array (SKA). Dengan 50 kali lebih sensitif dari MWA diharapkan akan dapat melakukan eksperimen SETI yang lebih jauh.

"Karena sensitivitas yang meningkat, teleskop frekuensi rendah SKA yang akan dibangun di Australia Barat akan mampu mendeteksi sinyal radio mirip Bumi dari sistem planet yang relatif dekat," kata Tingay, sesama peneliti.

"Dengan SKA kami akan dapat mensurvei miliaran sistem bintang, mencari tanda tangan teknologi di lautan astronomi dunia lain," tambahnya. (ikons) 

Komentar