Kamis, 25 April 2024 | 11:04
NEWS

Golkar: Ibas Kurang Wawasan

Golkar: Ibas Kurang Wawasan
Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily. (Kesatu)

ASKARA - Pernyataan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang membandingkan ekonomi era Susilo Bambang Yudhoyono dengan era Presiden Joko Widodo saat ini dinilai tidak tepat. 

Ibas menyebut ekonomi Indonesia meroket ketika bapaknya menjabat presiden.

"Sangatlah tidak tepat membandingkan perkembangan ekonomi di era saat pandemi Covid-19 dengan kondisi normal di era Presiden SBY. Terkesan seperti kurang wawasan," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily.

Dia mengingatkan Ibas soal kontraksi ekonomi yang terjadi saat ini. Dia mengatakan kontraksi ekonomi saat ini tidak hanya dialami Indonesia tetapi juga negara-negara lain yang menerapkan pembatasan sosial.

"Lihat data-data pertumbuhan ekonomi negara-negara lain pada kuartal kedua. Misalnya, Singapura mengalami -12,6 persen, Jerman 10,1 persen, Amerika Serikat 32,9persen, dan negara-negara lainnya yang telah mengalami resesi," jelas Ace.

Menurutnya, Presiden Jokowi telah berusaha untuk terus mengambil kebijakan sangat serius. Presiden Jokowi sejak awal menyeimbangkan antara rem dan gas dalam menjaga stabilitas ekonomi, menyeimbangkan antara penanganan kesehatan dan upaya pemulihan ekonomi. Salah satu strategi yang ditempuh adalah dengan terus mendorong belanja pemerintah.

"Ini dilakukan mengingat dalam kondisi krisis, pertumbuhan ekonomi perlu ditopang belanja pemerintah. Pada Q2 ini konsumsi pemerintah tumbuh 22 persen qtq (quarter to quarter)," kata Ace.

Diketahui, Ibas menyoroti kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Ibas menyebut ekonomi era Presiden SBY meroket.

"Terus terang rakyat perlu kepastian, rakyat perlu kepercayaan dan keyakinan, dan bukti bukan janji. Alhamdulillah kita pernah membuat itu. Ketika zaman mentor kita Pak SBY selama 10 tahun, ekonomi kita meroket, APBN kita meningkat, utang dan defisit kita terjaga. Pendapatan rakyat naik dan lain-lain termasuk tentang presentasi tingkat kemiskinan dan pengangguran," jelas Ibas di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (6/8). (kesatu)

Komentar