ASKARA - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat Provinsi Sumatera Barat menjadi salah satu yang konsisten pergerakan zona risiko wilayah Covid-19 cukup baik. 

Tim Pakar Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, Sumbar mampu mempertahankan zona hijau. Hal itu tidak lepas dari penanganan wabah yang cukup baik dan mampu memutus laju penularan.

Zona hijau merupakan suatu wilayah yang selama empat pekan berturut-turut tidak ditemukan kasus baru dan angka kesembuhannya 100 persen. 

"Sumatera Barat pergerakannya bagus di sana dan cukup stabil. Dalam artian lebih banyak yang bergerak dari zona risiko rendah ke zona hijau," ujar Dewi Nur Aisyah di Graha BNPB, Jakarta, Senin (27/7).

Kendati demikian, dia meminta masyarakat tetap waspada supaya ada penekanan laju penularan Covid-19 di wilayah tersebut. Sekalipun sudah masuk zona hijau. 

"Jadi prestasinya cukup baik dan ini jangan lengah tetap harus waspada. Memastikan bahwa terjadi penekanan laju penularan di sana," tutur Dewi Nur Aisyah yang merupakan ahli epidemiologi dan pakar informatika penyakit menular. 

Jika perlu, di Sumbar, kapasitas laboratoriumnya lebih ditingkatkan. Demikian juga dengan pemeriksaan untuk mengetahui status kesehatan terpapar Covid-19 atau tidak. 

"Jadi, semua daerah juga jangan berhenti satu menekan laju penularan. Kedua, melakukan surveilan aktif. Jadi tempat-tempat berpotensi penularan tinggi kerumunan tinggi," terang Dewi Nur Aisyah. 

Sejumlah tempat berisiko tinggi penularan Covid-19 seperti di pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan perkantoran. Tujuannya menjaring orang positif sehingga penularan dapat dihentikan.

Dewi Nur Aisyah menambahkan, pergerakan peta zonasi risiko Covid-19 dalam satu pekan terakhir cukup cepat. Artinya Covid-19 merupakan penyakit yang sangat dinamis.

"Banyak sekali terjadi pergerakan antara satu dari satu daerah ke daerah lain. Dari risiko rendah masuk ke sedang, sedang turun ke rendah. Ini banyak sekali pergeseran," jelasnya.