Sabtu, 20 April 2024 | 11:08
NEWS

UI Kenang Sapardi Djoko Damono yang Sangat Bersahaja

UI Kenang Sapardi Djoko Damono yang Sangat Bersahaja
Sapardi Djoko Damono. (Dok. Gramedia)

ASKARA - Universitas Indonesia mengenang kepergian Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono yang menjadi duka khususnya keluarga besar Fakultas Ilmu Budaya.

Dekan FIB UI Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu menjelaskan, sastrawan ternama Tanah Air itu lahir di Solo 20 Maret 1940 kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Jurusan Sastra Barat Universitas Gadjah Mada.

Selain itu, Sapardi juga pernah menggali ilmu di Universitas Hawaii Amerika Serikat. Adapun, di Fakultas Sastra UI, dia mendapatkan gelar Doktor Ilmu Susastra di tahun 1989.

"Sebelum mengajar di FIB UI beliau pernah mengajar di IKIP Malang Cabang Madiun 1964-1968. Beliau pertama diangkat di FIB UI tahun 1974 dan kemudian dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Susastra pada tahun 1995," je;as Adrianus melalui keterangan tertulis, Senin (20/7).

Kemudian Sapardi menjabat sebagai dekan FIB UI pada periode 1995-1999 dan purna bakti di tahun 2005.

"Semasa aktif sebagai dosen, melalui bimbingan beliau telah lahir para sarjana, magister dan doktor FIB UI. Prof. Sapardi merupakan seorang guru, sahabat dan kolega. Kami semua di kampus sangat kehilangan dengan kepergian almarhum yang kita semua kenal dengan dekat dan akrab," papar Andrianus.

Dia melihat Sapardi merupakan sosok yang sangat berbeda. Selain menyandang gelar Guru Besar FIB UI, juga dikenal luas sebagai sastrawan dan penulis yang syair-syairnya melenggang sepanjang zaman di berbagai kalangan usia, serta diterjemahkan di berbagai bahasa.

Kiprah Sapardi juga telah mengantarkannya meraih berbagai penghargaan nasional maupun internasional, termasuk di bidang sastra.

Penghargaan yang diraih antara lain pada tahun 1978 Cultural Award dari pemerintah Australia, 1980 Anugerah Puisi-Puisi Putera II dari Malaysia, 1990 Anugerah Seni Depdikbud, 1996 Kalyana Kretya Menristek, 2003 The Achmad Bakrie Award for Literature, 2004 Khatulistiwa Award, dan 2012 Akademi Jakarta.

"Beliau merupakan orang yang sangat bersahaja. Bukan saja FIB UI yang kehilangan guru besarnya tetapi Indonesia juga harus melepas salah satu anak bangsa yang turut berperan mengangkat harkat bangsanya melalui karya dan pengabdiannya pada seni budaya Indonesia. Selamat jalan untuk guru, sahabat, dan kolega Prof. Sapardi Djoko Damono. Semoga Tuhan berkenan memberi tempat terbaik di sisi-Nya," tandas Adrianus.

Sapardi juga pernah menjabat direktur pelaksana Yayasan Indonesia Jakarta (1973-1980), Sekretaris Yayasan HB Jassin, anggota Dewan Kesenian, anggota Badan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka. Pernah mendirikan Himpunan Sarjana Kesustraan Indonesia (HISKI) pada 1988 dan menjadi ketua HOSKI selama tiga periode.

Selain melahirkan karya sastra, Sapardi juga menulis buku antara lain Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas. Telaah Fungsi, Isi dan Struktur. Serta karya terjemahan seperti Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and The Sea, Hemingway) dan Duka cita bagi Elektra (Mourning Becomes Electra, Eugene O'Neil).

Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu (19/7) di EKA Hospital BSD, Tangerang Selatan pukul 09.17 WIB. Sapardi dimakamkan di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Bogor.

Komentar