Jumat, 03 Mei 2024 | 09:54
NEWS

WHO Minta Indonesia Perbanyak Tes untuk OTG

WHO Minta Indonesia Perbanyak Tes untuk OTG
Ilustrasi. (Dok. Merdeka)

ASKARA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta Indonesia melakukan lebih banyak tes Covid-19 polymerase chain reaction untuk Orang Tanpa Gejala (OTG).

Hal ini diingatkan lantaran jumlah kematian dari Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) cukup tinggi.

Di sisi lain, WHO mengakui bahwa Indonesia telah meningkatkan kapasitas pengujian secara signifikan namun banyak dari tes PCR digunakan pada tindak lanjut orang yang sudah diketahui terinfeksi Covid-19.

WHO menyebut Indonesia masih menerapkan pedoman lama, padahal WHO telah mengubah dan mengumumkan bahwa pasien yang sembuh tidak harus menjalani dan menunggu tes PCR.

WHO mencatat, Indonesia memiliki jumlah kematian pasien secara substansial tinggi terhadap PDP dan ODP. Oleh karena itu, tes PCR harus diprioritaskan untuk diagnosis dugaan kasus terhadap PDP dan ODP dibandingkan digunakan untuk tes tindak lanjut pasien yang terinfeksi.

Rumah sakit yang menangani Covid-19 disebutkan bahwa telah merevisi kriteria pemulangan pasien dalam serangkaian pedoman yang diterbitkan pada 27 Mei lalu. Maka pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit tidak perlu lagi memerlukan dua kali tes PCR hingga negatif berturut-turut untuk dilepaskan seperti persyaratan sebelumnya.

Pada 10 Juli, Indonesia melakukan total tes PCR kepada 1.015.678 orang. Namun, karena Indonesia masih menerapkan pedoman WHO yang lama tentang pemulangan pasien mengharuskan rumah sakit untuk menguji pasien yang dikonfirmasi beberapa kali maka yang telah dites PCR pertama kali hanya 597.468 orang. Artinya hanya 58,8 persen tes PCR telah digunakan pada orang yang sama sekali belum pernah diuji tes Covid-19.

"Jika diadopsi di seluruh negeri prioritas tes PCR ini akan berarti peningkatan diagnosis dugaan kasus Covid-19," kata WHO diansir Straitstimes, Senin (13/7).

Komentar