Kamis, 25 April 2024 | 12:33
NEWS

Hagia Sophia Diubah Jadi Masjid, Ini Respons Erdogan Terhadap Negara Penentang

Hagia Sophia Diubah Jadi Masjid, Ini Respons Erdogan Terhadap Negara Penentang
Hagia Sophia (www.goturkeytourism.com)

ASKARA - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan bersikap tegas atas kecaman internasional terkait keputusannya mengubah status Istanbul Hagia Sophia dari sebuah museum menjadi masjid. 

Erdogan mengatakan, perubahan Sophia Hagia menjadi masjid merupakan hak dan kedaulatannya. Mereka yang menentang dinilai Erdogan merupakan negara yang tidak bertindak terhadap orang anti muslim (islamofobia).

"Mereka yang tidak mengambil langkah melawan Islamofobia di negara mereka sendiri, menyerang keinginan Turki untuk menggunakan hak-hak kedaulatannya," kata Erdogan melansir Aljazeera, Minggu (12/7).

Seperti diketahui, pada 1.500 tahun yang lalu Hagia Sophia dibangun sebagai Katedral Kristen Ortodoks dan diubah menjadi masjid setelah Ottoman menaklukkan Konstantinopel pada 1435 atau kini disebut sebagai Istanbul. Kemudian, pada tahun 1934 Pemerintah Sekuler Turki memutuskan untuk menjadikan Hagia Sophia sebagai museum.

Namun pada Jumat lalu, Erdogan secara resmi mengubah bangunan tersebut kembali menjadi masjid dan terbuka untuk ibadah umat Islam. Rencananya, ibadah pertama mulai dilaksanakan pada 24 Juli 2020 mendatang.

Sejumlah negara menentang kebijakan Erdogan mengubah fungsi Hagia Sophia. Mulai dari Yunani, Amerika Serikat, Prancis, hingga Rusia.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Grushko memyampaikan bahwa Moskow menyesali keputusan Erdogan.

"Katedral itu berada di wilayah Turki, namun tanpa pertanyaan (Hagia Sophia) warisan semua orang," katanya kepada kantor berita Interfax.

Sementara itu, general secretary of the World Council of Churches (Dewan Gereja Sedunia) Loan Sauca telah mengirimkan pesan secara khusus kepada Erdogan yang mengungkapkan "kesedihan dan kegelisahan" atas langkah Erdogan, dan mendesak Erdogan untuk membalikkan keputusannya.

"Hagia Sophia telah menjadi tempat keterbukaan, pertemuan, dan inspirasi bagi orang-orang dari semua bangsa," ujar Sauca dalam surat yang dirilis pada hari Sabtu.

Sauca menuturkan bahwa status museum telah menjadi "ekspresi yang kuat" dari komitmen Turki terhadap inklusi dan sekularisme.

"Orang-orang dari semua denominasi agama dipersilakan untuk mengunjunginya. Sama seperti mereka telah dapat mengunjungi masjid-masjid lain, termasuk Masjid Biru," tandas Sauca.

Komentar