Maria Pauline Lumowa di Seberang Lautan Bisa Ditangkap, Djoko Tjandra di Pelupuk Mata Tak Tampak
ASKARA - Kabar kepulangan buronan pelaku pembobolan Bank BNI, Maria Pauline Lumowa dari Serbia menjadi pembahasan menarik bagi warga Twitter.
Maria Pauline Lumowa trending topic di lini masa Twitter sejak pagi, Kamis (9/7).
Sejumlah netizen menanggapi kepulangan buronan yang selama 17 tahun dan berhasil diekstradisi dari Serbia ke Indonesia. Maria dijemput langsung Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly.
Dari seluruh pujian disampaikan, netizen juga membandingkan kemampuan Yasonna menangkap Maria Pauline dengan buronan kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali senilai Rp 904 miliar, Joko Soegiarto Tjandra.
"Sobat, ada peribahasa, "Maria Pauline Lumowa disebarang lautan bisa ditangkap. Djoko Tjandra di pelupuk mata tak tampak". Peuline Lumowa, pembobol BNI, warga negara Belanda, ditangkap di Serbia. Djoko Tjandra, pembobol Bank Bali, bisa lewati imigrasi diantar Pak Lurah urus E-KTP," tulis akun @motizenchannel.
Akun @wisanggeni_084 berharap, Yasonna tidak hanya menangkap Maria melainkan juga buronan lainnya.
"Welkombek Tante Maria Pauline Lumowa !!! Rayain switsepentin pelariannya jauh juga ya sape ke Serbia. Berharap @Kemenkumham_RI bisa membawa pulang buronan lain, bukan cuma coruptor tp penghianat model Veronica Koman juga perlu di jemput dan di adili," tulis @wisanggeni_084.
Meskipun begitu, ada juga netizen yang memuji keberhasilan Yasonna, termasuk akun twitter PDIP yang mengabarkan bahwa anggotanya itu telah berhasil memulangkan buroan kelas kakap tersebut.
"Menkumham, Yasonna H. Laoly membawa kejutan menggembirakan dari kunjungannya ke Serbia. Delegasi yang dipimpinnya sukses menyelesaikan proses ekstradisi terhadap buronan pelaku pembobolan Bank BNI Maria Pauline Lumowa. #PDIPerjuangan," tulis @PDI_Perjuangan.
"Kali ini Pink Kasih Apresiasi Buat Pemerintah dan Menteri hukum dan Ham yg telah menangkap buronan pembobol bank bni maria pauline dan kawan2. Berita kudu seimbang yg layak di apresiasi ya kita berikan aplouse," tulis @stevaniehuangg.
"Akhirnya ditangkap setelah 17 tahun lebih buron. Perempuan 61 tahun itu berhasil diamankan di Serbia. Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H. Laoly langsung memimpin penangkapan tersebut. Akhirnya di era @jokowi tertangkap," tulis @pretiWN.
Untuk diketahui, Maria Pauline Lumowa merupakan salah satu tersangka pelaku pembobolan kas bank BNI cabang Kebayoran Baru lewat Letter of Credit (L/C) fiktif, di mana dalam periode Oktober 2002 hingga Juli 2003, Bank BNI mengucurkan pinjaman senilai 136 juta dolar AS dan 56 juta Euro atau sama dengan Rp 1,7 triliun dengan kurs saat itu kepada PT Gramarindo Group yang dimiliki Maria Pauline Lumowa dan Adrian Waworuntu.
Hingga akhirnya Dugaan L/C fiktif ini dilaporkan ke Mabes Polri, Pauline sudah kabur dan dinyatakan sebagai buronan. Dia sempat kabur ke Singapura dan Belanda. Sempat pula mengajukan ekstradisi ke Pemerintah Kerajaan Belanda, yakni pada 2010 dan 2014, karena Maria Pauline Lumowa ternyata sudah menjadi warga negara Belanda sejak 1979, namun ditolak Pemerintah Kerajaan Belanda yang malah memberikan opsi agar Maria Pauline Lumowa disidangkan di Belanda.
Upaya penegakan hukum lantas memasuki babak baru saat Maria Pauline Lumowa ditangkap oleh NCB Interpol Serbia di Bandara Internasional Nikola Tesla, Serbia, pada 16 Juli 2019, berdasarkan red notice Interpol yang diterbitkan pada 22 Desember 2003.
"Dengan selesainya proses ekstradisi ini, berarti berakhir pula perjalanan panjang 17 tahun upaya pengejaran terhadap buronan bernama Maria Pauline Lumowa," kata Yasonna.
Komentar