Kamis, 25 April 2024 | 06:11
NEWS

Analisa Pakar Bahasa Tubuh Soal Kemarahan Jokowi, Mengejutkan

Analisa Pakar Bahasa Tubuh Soal Kemarahan Jokowi, Mengejutkan
Presiden Joko Widodo (Seskab)

ASKARA - Pakar bahasa tubuh menyoroti kemarahan Presiden Joko Widodo dalam sidang paripurna kabinet di Istana Negara, 18 Juni lalu yang dirilis di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6) kemarin. 

Monica Kumalasari, pakar bahasa tubuh dan mikroekspresi mengungkapkan, ekspresi wajah Jokowi sepanjang pembicaraan memperlihatkan banyak kesedihan. Hal itu terlihat dari gerakan alis dan bibirnya.

Dalam rautnya, terlihat juga rasa takut, dan yang paling dominan mengenai emosi marah.

Monica mengatakan, emosi marah terlihat jelas di awal meski Jokowi berusaha bersikap tenang. Tanda munculnya emosi itu tampak pada bibir yang terlipat dan juga pada alis matanya.

Emosi itu jelas terlihat ketika Presiden mengatakan "Ini sudah tiga bulan ke belakang dan bagaimana tiga bulan ke depan", "tidak ada progres secara signifikan" juga "ini saya pertaruhkan reputasi politik saya."

Analisa Monica, beberapa kalimat ulangan yang keluar dari mulut Jokowi juga secara implisit mempertanyakan kenapa para menterinya tidak berempati.

"Di awal-awal ini Pak Jokowi juga banyak mengatakan bahwa 'kita memiliki perasaan yang sama', itu lebih dari empat kali dikatakan seperti itu,” katanya.

Pada kalimat berulang itu sempat terlihat ekspresi merendahkan, perasaan geram. Ia juga menguatkan emosinya itu dengan melakukan gerakan-gerakan menunjuk-nunjuk. 

Dalam hal suara, ada bagian yang  rendah dan pelan. Itu menunjukkan rasa kesedihan dan tidak yakin. Juga ada pitch suara yang meninggi seperti sudah berteriak yang menunjukkan kemarahan memuncak.

Sedangkan dari sisi gaya verbal, Jokowi banyak mengulang kata "krisis", "267 juta rakyat", "biasa-biasa saja" dan "extraordinary".

Penggunaan kata-kata itu menurut Monica adalah bentuk penekanan Jokowi terhadap kondisi saat ini yang memang sedang tidak baik. (ant/genpi)

Komentar