Jumat, 10 Mei 2024 | 19:07
NEWS

Tari Pitik-Pitikan dan Barong Kemiren Sambut Panglima Perang Covid-19 di Banyuwangi

Tari Pitik-Pitikan dan Barong Kemiren Sambut Panglima Perang Covid-19 di Banyuwangi
Kepala BNPB sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo menyaksikan Tari Barong dan Pitik-Pitikan di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (26/6). (Dok BNPB)

ASKARA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengunjungi Sanggar Genjah Arum, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (26/6) lalu.

Tari Pitik-Pitikan dan Barong Kemiren menyambut Doni yang juga bertugas sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, panglima perang melawan virus korona.

Bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Doni menyaksikan bagaimana ibu-ibu tua Suku Osing menumbuk padi menggunakan lesung (othek) dan alu. Alunan tersebut menciptakan ketukan yang dinamis ditambah dengan suara percikan biji kopi yang disangrai secara tradisional menggunakan wajan tanah liat di atas ‘pawon’.

Tari Pitik-Pitikan, Barong Kemiren dan seni tabuhan 'othek' sengaja disuguhkan sebagai upaya memperkenalkan adat kebudayaan yang dimiliki Desa Kemiren, yang merupakan salah satu destinasi di Bumi Blambangan. 

Pemangku adat Suku Osing, Setyo Herfendy mengatakan, alasan dipilihnya Tari Pitik-Pitikan dan Barong Kemiren merupakan ‘ritual penyambutan’ lantaran Tari Pitik-Pitikan memiliki simbol kesejahteraan. Sedangkan Barong dimaknai dengan perwujudan dari singa atau harimau yang dapat mengusir roh jahat.

"Ayam pintar mencari rejekinya sendiri dengan mencakar-cakar kan kakinya ke tanah. Sedangkan Barong merupakan perwujudan dari singa atau harimau. Untuk mengusir roh jahat," jelasnya, Minggu (28/6).

Dua makna dari perpaduan antara sepasang Pitik dan Barong tersebut, kata dia, sangat tepat jika dikaitkan dengan arti kehadiran Doni di wilayah paling ujung timur Pulau Jawa itu.

Untuk diketahui, Banyuwangi dijuluki dengan ‘Sunrise of Java’. Tidak hanya kebudayaan, namun juga memiliki keindahan alam yang kaya. 

Seperti halnya keindahan alam Pantai Boom, Pulau Merah, Pantai So Long, Pesona Kawah Biru atau 'Blue Fire' Gunung Ijen, Taman Nasional Alas Purwo, Baluran, Pecel Rawon, Tari Gandrung, Suku Osing, Kopi Banyuwangi dan banyak lagi. 

Sayangnya, selama masa Pandemi Covid-19, sektor pariwisata sebagai pundi-pundi ekonomi di wilayah ini terpaksa harus berhenti, sekaligus membuat pendapatan masyarakat lokal dan para pelaku usaha di bidang pariwisata juga mengalami penurunan drastis.

Kehadiran Doni dan Abdullah menjadi penawar warga yang menjadi pertanda bahwa sektor pariwisata Banyuwangi mulai diaktifkan kembali, dengan kebiasaan baru dan aman dari Covid-19.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mengunjungi Banyuwangi dalam rangka persiapan kembali membuka etalase wisata dunia yang aman Covid-19 pada Kamis (25/6). 

Banyuwangi pun sudah mengimplementasikan aturan pemerintah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/382 tahun 2020 tentang protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19.

Komentar