Minggu, 12 Mei 2024 | 19:45
NEWS

Mahasiswa Doktoral UI Temukan Senyawa Cegah Penuaan Dini dari Buah Arbei

Mahasiswa Doktoral UI Temukan Senyawa Cegah Penuaan Dini dari Buah Arbei
Buah Arbei atau Rubus Fraxinifolius (Dok Universitas Indonesia)

ASKARA - Mahasiswa Program Doktor Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia meneliti dua tanaman rubus, yaitu Rubus fraxinifolius dan R. rosifolius. Dua tanaman rubus tersebut, diketahui bermanfaat sebagai antioksidan dan pencegahan penuaan dini, sehingga dapat digunakan dalam pengembangan ketersediaan kosmetik. 

Tanaman tersebut bahkan banyak ditemukan di daerah pegunungan Indonesia dan umum dimakan (edible) sebagai buah-buahan dengan rasa manis dengan agak masam, dan bentuknya mirip dengan buah berry merah. 

Hasil penelitian Yeso Desmianty, nama mahasiswa tersebut diajukan sebagai disertasi untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Doktor Ilmu Farmasi FFUI. Ia pun dinyatakan lulus sidang setelah pengujian secara daring pada Jumat (22/5) lalu. 

Kedua buah ini diketahui banyak ditemukan di Jawa Barat, yang akrab dengan nama arbei, beberwtan, arben hutan, atau juga dikenal dengan harmos. Buah tersebut banyak dijual di daerah wisata pegunungan seperti daerah Cibodas dan Tangkuban Perahu. 

Beberapa rubus dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antielastase, antitirosinase, antikolagenase, anti-UV, dan antiaging (antipenuaan) yang kuat serta memiliki kandungan fitokimia utama, yaitu senyawa terpenoid, polifenol, dan flavonoid. 

Dalam penelitiannya, Yesi melakukan terhadap bagian batang, buah, dan daun, yang menunjukkan hasil bahwa ekstrak metanol daun R. fraxinifolius memiliki aktivitas antielastase dan antioksidan tertinggi.

Peneliannya yang berjudul "Telaah Aktivitas Antiaging Secara in vitro Pada Ekstrak dan Isolat Teridentifikasi dari Rubus fraxinifolius dan Rubus rosifolius" ini diperoleh senyawa dengan struktur baru serta isolat yang memiliki aktivitas antiaging dan dapat dimanfaatkan dalam pengembangan kosmetik dari bahan alam. 

Risetnya tersebut kini menjadi salah satu prospek pengembangan penemuan baru bahan alam antiaging kulit, serta upaya pencarian senyawa aktif baru yang berkhasiat sebagai penghambat elastase, tirosinase dan peredam radikal bebas. 

Sebelumnya, tidak ada informasi mengenai aktivitas antiaging tanaman R. fraxinifolius dan R. rosifolius. Maka, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah baru tentang pemanfaatan kedua tanaman.

"Perkembangan pasar sediaan kosmetik terutama produk antiskin aging yang berasal dari alam menunjukkan tren yang meningkat. Maka, dalam penelitian ini, Yesi ingin menelaah aktivitas antiaging secara in vitro serta mendapatkan senyawa aktif dari tanaman yang tersedia banyak di Indonesia, yaitu R. fraxinifolius dan R. rosifolius," ujar Yesi melalui keterangan tertulisnya, Selasa (23/6).

Riset tersebut mengekstraksi batang, buah, dan daun kedua tanaman tersebut menggunakan alat Soxhlet untuk menguji kebenaran bahwa kandungan dalam buah tersebut memiliki manfaat antiaging bagi manusia. Hasil ekstraksi bertingkat pada riset yang dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun R. fraxinifolius memiliki aktivitas antielastase dan antioksidan tertinggi dengan masing-masing IC50 57,45 dan 4,33 µg/ml.

Dikatakan Yesi, hasil penelitiannya diharapkan menjadi dasar dan acuan untuk penelitian selanjutnya, serta dapat dikembangkan menjadi sediaan kosmetik bahan alam yang bermanfaat bagi masyarakat luas, serta mendukung kemandirian bangsa dan negara dalam pemanfaatan salah satu sumber daya alamnya.

Komentar