Kamis, 25 April 2024 | 11:47
NEWS

Mardigu Wowiek Cerita Peluang Bisnis dengan Aa Gym

Mardigu Wowiek Cerita Peluang Bisnis dengan Aa Gym
Aa Gym dan Mardigu Wowiek (Youtube)

ASKARA - Tidak dapat dihindari pandemi Covid-19 telah menyebabkan berhentinya banyak kegiatan usaha dan produksi. Karenanya para pelaku usaha harus bisa melihat peluang dalam kondisi saat ini. 

Pengusaha Mardigu Wowiek Prasantyo menyatakan bahwa pandemi virus Covid-19 telah banyak mengubah dan membawa dampak bagus terhadap bisnis secara digital. 

"Saat ini kalau boleh jujur secara pribadi. Saya itu melihat banyak perubahan ke arah positif dari sisi bisnis. Karena sejak 3 tahun terakhir saya memfokuskan di dunia digital," ujar Mardigu Wowiek dalam channel Youtube Aa Gym Official, Senin (1/6).

Bahkan usaha yang dijalankan itu meraih omzet lebih dari pada biasanya. 
Pengusaha yang dijuluki Bossman Sontoloyo itu menengarai dalam beberapa tahun ke depan tren cara berbisnis ini bakal dipertahankan. 

"Saya pernah memprediksi jangan-jangan 10 tahun ke depan dari sekarang ini bisnisnya ke arah ini (digital). Jadi kecepatan harusnya mungkin tahun 2022 kita dipaksa sekarang. Kita dipaksa dewasa," tutur Wowiek disapanya. 

Mendengar hal itu, pendakwah Abdullah Gymnastiar atau Aa' Gym menilai menarik. Terlebih Wowiek mampu membuat pemikiran yang tidak biasa. "Menarik. karena memang cara berpikir mas Wowiek ini out of the box," ucap Aa Gym. 

Sementara segala bencana yang datang saat ini pasti tersimpan hikmah yang dapat dipetik. Tentu perlu kepekaan hati seseorang yang beriman. 

"Memang banyak hikmah, kalau Allah menakdirkan sesuatu itu pasti kebaikan ko. Tinggal jeli atau tidak kita bisa melihatnya," cetus Aa Gym. "Jadi mas Wowiek melihat positifnya di bagian digital ini ya," tanya Aa Gym kepada Wowiek. Betul," Jawab Wowiek. 

Terlebih datangnya teknologi komunikasi era 5G yang bakal menciptakan perubahan besar di tiap sektor. Hal itu diprediksinya sejak tahun lalu. "Kira-kira tahun 2022. Ini dunia akan menjadi digital karena 5G kecepatannya 10 kali lipat dari 4G," jelasnya. 

Pendiri Rumah Yatim Indonesia itu juga lebih fokus jualan secara digital menyesuaikan peraturan yang berlaku. Perubahan belanja seseorang telah beralih dari konvensional ke digital. 

"Kita tahu punya beberapa unit usaha yang menjual baju muslim. Itu mendadak penjualan yang tadinya 500/hari jadi 1.000/hari bahkan 1.500/hari sampai akhirnya di Jogja harus nambah gudang," katanya. 

"Jadi pasarnya bergeser. Ternyata orang masih tetap belanja hanya lewat online saja. Itu salah satu saya melihat positifnya," tambahnya. 

Komentar