Sabtu, 20 April 2024 | 13:44
NEWS

Sambil Mabuk, Preman Ancam Tusuk Wartawan Republika di Depok

Sambil Mabuk, Preman Ancam Tusuk Wartawan Republika di Depok
Ilustrasi penganiayaan (victorynews.id)

ASKARA - Seorang preman bernama Andre Stevanus alias Glen, membuat resah warga dan mengancam berbuat kriminal dengan menusuk Wartawan senior Republika, Rusdy Nurdiansyah.

Tak hanya di lingkungan sekitar tempat tinggalnya di Perumnas Depok Utara, Glen juga kerap membuat onar di Kantor Balai Kota Depok. Preman tersebut juga mengaku sebagai wartawan, aktivis relawan Jokowi, intelejen dan anak jenderal serta berpendidikan S1 UKI dan S2 UGM. Saat mabuk, dia tak segan-segan mengintimidasi dan bahkan memprovokasi setiap orang untuk berkelahi jika keinginannya tak tepenuhi. Termasuk ke awak media yang bertugas di Kota Depok.

"Rusdy harus masuk penjara, kalau nggak gue tusuk diri gue atau gue tusuk dia," ancam Glen, seperti disampaikan saksi mata, beberapa waktu lalu.

Saat Idul Fitri 1441 Hijriah, preman tersebut tanpa sengaja bertemu Rusdy. Keduanya kemudian terlibat cekcok meski dapat dilerai warga. 

"Kita semua bertetangga, memang Glen jarang bergaul dan tumben dia muncul. Dengan kondisi mabuk, dia ngomong ngelatur dan ancam Rusdy yaang akan dimasukkan ke penjara. Kalau tidak terbukti dia akan tusuk perutnya pakai pisau," ujar Rizal, seorang warga. 

Saksi lainnya, Toto membenarkan perilaku Glen yang ingin memprovokasi Rusdy. "Ya, kata-kata ancaman yang diucapin Glen sama, ingin memenjarakan Rusdy dan akan menusuk perutnya pakai pisau jika tidak berhasil," ucapnya.

Rusdy yang merupakan Ketua Pembina Depok Media Center (DMC) membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, warga telah berupaya menyelesaikan dan menengahi. 

"Dia berusaha memprovokasi warga dengan teriakan Allahuakbar dari mulut berbau alkohol. Infonya saya dilaporkan polisi, tentu saya akan tuntuk balik, dia mabuk bikin onar dan mengacam akan menusuk saya," jelas Rusdy, Jumat (29/5).

Dari penelusuran redaksi, Glen telah melaporkan kasus pemukukan itu ke polisi dengan didampingi pengacara Tardip Pangabean yang juga Ketua PWI Depok, Senin (25/5) lalu. Namun menyebutkan dia dipukul oknum kontraktor.

"Secara pribadi saya tidak ada masalah dengan Tardip. Tapi, Tardip begitu bersemangat ingin mengkriminalisasi saya, sudah dua laporan polisi dibuat untuk saya dengan rekayasa tunduhan pencemaran nama baik. Jadi, sudah terlihat persekokolan dan merekayasa untuk mengkriminalisasi saya. Tardip dan kawan-kawannya juga akan saya tuntut balik terkait fitnah dan pencemaran nama baik melalui media sosial (Medsos)," tutur Rusdy.

Rusdy menegaskan, akan menghadirkan sebanyak-banyaknya warga Perumnas Depok Utara dan 100 wartawan Depok untuk dijadikan saksi atas prilaku Glen dengan ancaman-ancamannya.

"Saya juga akan menghadirkan saksi-saksi dan bukti prilaku Tardip. Saya berharap dukungan para wartawan di Kota Depok untuk melawan upaya kriminalisasi para preman ini," tegasnya.

Terkait Glen dalam tulisan di Medsos yang mengaku aktivis relawan Jokowi dari beberapa organisasi dan mempunyai hubungan dekat dengan aktivis 98, Adian Napitupulu dan bahkan memasang foto bersama Adian, mendapat protes dari para aktivis yang merasa tidak mengenal Glen sebagai aktivis relawan Jokowi. 

Komentar