Rabu, 01 Mei 2024 | 08:11
NEWS

Ini Pesan Pastor dan Rohaniawan Hadapi Covid-19

Ini Pesan Pastor dan Rohaniawan Hadapi Covid-19
Dewan Rohaniwan PP Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, Xs. Budi S. Tanuwibowo (Dok BNPB)

ASKARA - Di tengah penyebaran vurus corona (Covid-19) melanjutkan kehidupan menjadi tantangan setiap individu di negeri ini. Termasuk bagi masyarakat internasional di seluruh belahan dunia. 

Mengetahui hal itu, para pemimpin agama menyampaikan pesan yang sama kepada semua umatnya dalam menghadapi pandemi virus SARS-CoV-2 ini.

Dewan Rohaniwan Pengurus Pusat Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Xs. Budi S. Tanuwibowo menyampaikan fenomena Covid-19 telah menyadarkan setiap orang banyak hal yang belum bisa diatasi manusia dengan segala pencapaiannya selama ini. 

Menyikapi kondisi ini, Budi mengajak umat Khonghucu Indonesia untuk lebih dispilin menjalankan anjuran dan ketetapan protokol kesehatan. 

“Imbauan juga kami sampaikan kepada saudara-saudari sebangsa setanah air bersama-sama tanpa kecuali," ujarnya di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (21/5). 

Ibarat perjalanan di jalan raya, keselamatan tidak hanya ditentukan kedisiplinan dan kehati-hatian setiap orang per orang, tapi juga seluruh pengguna jalan bersama-sama. "Kecerobohan seseorang bisa menghancurkan semuanya,” pesan Budi.

Hal senada disampaikan oleh pemimpin gereja katolik Pastor Fredy Rante Taruk. Ia mengatakan, gereja selalu mengajarkan kepada umatnya kewajiban untuk bertindak demi kesejahteraan bersama. 

“Pada masa pandemi ini, aturan pemerintah tentang pembatasan sosial berskala besar (PSBB), social distancing, work from home merupakan usaha mencegah penyebaran Covid-19 demi kesehatan publik dan kebaikan bersama,” ucap Fredy.

Pendeta Jacklevyn Manuputty juga mengimbau umat kristiani untuk melawan penyebaran Covid-19. “Dalam terang pengakuan ini, kita terpanggil terus membela, merawat, dan memberikan kehidupan, bukan sebaliknya mengancam kehidupan," ucapnya. 

Jacklevyn juga menyampaikan bahwa penting untuk dilakukan semua umat demi memutus mata rantai penyebaran virus korona ini. “Tahanlah hasrat anda untuk melakukan berbagai bentuk perjalanan yang dapat membesarkan potensi penularan Covid-19,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan pemuka agama Budha, Hong Tjhien, dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Menurutnya, ajaran guru Buddha tentang mindfulness dan awareness meminta umatnya untuk tidak lengah dan tetap waspada. 

“Sebagai umat Buddha, kita meyakini hukum sebab akibat dan interdependensi. Keluar dari wabah ini tidak bisa lepas dari usaha kita sendiri,” imbuhnya.

Menteri Agama Fachrul Razi berharap umat Islam tetap merayakan Hari Idul Fitri ini dengan kegembiraan, tapi dengan tetap menaati protokol kesehatan. 

"Silaturrahmi tidak harus ketemu fisik. Silaturrahmi terjadi tidak hanya karena kedekatan fisik, tapi juga karena kedekaatan batin,” tambahnya. 

Komentar