Jumat, 26 April 2024 | 00:32
LIFESTYLE

Mencintai Diri Sendiri dengan Prinsip Body Positivity

Mencintai Diri Sendiri dengan Prinsip Body Positivity
Ilustrasi. (Hellosehat)

ASKARA - Banyak orang beranggapan bahwa standar tubuh ideal adalah tubuh ramping, kulit berwarna terang, dan mulus tanpa luka. Akibatnya, standar kecantikan pun muncul, sehingga tidak sedikit orang yang merasa tidak sempurna ketika hal tersebut tidak terpenuhi. 

Maka itu, sekarang ini muncul prinsip body positivity yang mendorong orang untuk mencintai tubuhnya sendiri. Prinsip body positivity ini adalah tren baru yang katanya dapat membuat Anda lebih menerima diri sendiri apa adanya. 

Mengapa menjalankan body positivity penting dan apa yang perlu dilakukan untuk menerapkan hal ini?

Body positivity adalah prinsip yang membuat orang menerima tubuh apa adanya. Baik ketika bentuk, ukuran, dan kemampuan tubuh berubah karena sifat, usia, atau pilihan pribadi. 

Prinsip ini biasanya membuat orang memahami bahwa nilai terhadap diri sendiri dan perubahan fisik adalah hal berbeda. Intinya, apapun yang terjadi, Anda sama berharganya dengan orang lain. 

Body positivity juga menandakan bahwa semua orang berhak mendapatkan citra tubuh yang positif meskipun orang lain memandangnya sebagai hal yang tidak sempurna. 

Prinsip ini ternyata cukup penting karena Anda lebih dapat menghargai dan mencintai diri sendiri. Body positivity tidak terbatas untuk wanita saja, melainkan juga pria, anak-anak, lansia, dan orang dewasa pun perlu belajar untuk menghargai diri sendiri. 

Dengan demikian, body positivity dianggap sebagai 'penyelamat' agar lebih dapat percaya terhadap dirinya sendiri. Terlepas dari bagaimana orang lain memandang Anda atau tidak memenuhi standar ideal di masyarakat mengenai bentuk fisik. 

Kebanyakan orang yang menjalani prinsip tersebut mengakui bahwa mereka menjadi lebih percaya diri, bagaimana bisa?

Sebenarnya, semuanya tergantung pada pola pikir Anda. Jika Anda tidak yakin dengan diri sendiri, isi pikiran mungkin dipenuhi kejelekan terhadap tubuh sendiri, seperti body shaming dari pikiran sendiri. 

Akibat dari pikiran negatif tersebut, Anda tidak menjadi percaya diri dan takut terhadap pendapat orang lain. Padahal, mungkin saja orang tersebut tidak berpikir seperti yang Anda takutkan. 

Sementara itu, ketika Anda sudah berhasil menerima diri apa adanya, tentu dapat hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri. Setidaknya, body positivity menjadi langkah pertama agar lebih peduli terhadap diri sendiri ketimbang omongan dari orang lain. 

Maka itu, kepercayaan diri tidak selalu tergantung pada bentuk fisik, melainkan bagaimana Anda mampu menumbuhkan rasa tersebut. 

Tidak selamanya body positivity baik untuk semua orang
Walaupun demikian, tidak selamanya body positivity adalah penolong bagi mereka yang tidak percaya diri. Tidak jarang prinsip ini dijadikan ‘tameng’ bagi mereka yang acuh tak acuh dengan kesehatannya sendiri. 

Sebagai contoh, Anda menderita obesitas karena menjalani gaya hidup yang tidak sehat dan mengetahui bahwa kondisi ini perlu diperbaiki. 

Dalam kasus obesitas, Anda tentu tidak boleh membiarkan kondisi ini terus terjadi pada tubuh sendiri karena alasan body positivity. Obesitas dan body positivity adalah hal yang perlu dipisahkan. 

Hal ini dikarenakan obesitas menandakan tubuh berada dalam kondisi yang tidak sehat. Apabila Anda terus membiarkan kondisi tersebut karena body positivity, tentu hanya akan berdampak buruk terhadap diri sendiri. 

Bedakan dengan orang yang memiliki badan curvy atau berisi, tetapi secara kesehatan mereka masih termasuk ideal dan karena faktor genetik. Hal tersebut tidak menjadi masalah dan body positivity dapat diterapkan dalam kondisi seperti ini. 

Bukan obesitas yang membuat Anda tidak percaya diri, tetapi jadikan obesitas tersebut untuk mencintai diri sendiri dengan menurunkan berat badan, rutin olahraga, dan makan sehat. 

Bagaimanapun, kesehatan diri sendiri adalah tanggung jawab Anda, bukan orang lain. Menjaga kesehatan pun menjadi bentuk dari body positivity karena menerima dan melakukan yang terbaik untuk diri sendiri.

Bagaimana menumbuhkan prinsip body positivity?
Satu hal yang perlu diingat dalam menjalankan prinsip body positivity adalah Anda harus tetap peduli dengan kesehatan tubuh. Hal tersebut menjadi penanda bahwa Anda memang mencitai diri sendiri dan menerima kekurangan secara fisik yang dapat dijadikan kekuatan. 

Sebagai contoh, bagi beberapa orang mungkin berpendapat bahwa tahi lalat di wajah adalah kekurangan. Padahal, tahi lalat tersebut bisa saja menjadi ciri khas dan pelengkap yang manis di wajah Anda. 

Contoh lain dari body positivity adalah Winnie Harlow, finalis dari American Next Top Model ini justru menjadikan kekurangannya sebagai kekuatan. Ia menderita vitiligo, yaitu kulit yang kehilangan warna alami. 

Akan tetapi karena prinsip body positivity yang dianutnya, Winnie justru terkenal dan menjadikan warna kulitnya sebagai ciri khas. 

Nah, Anda pun bisa menjadi seorang Winnie Harlow, dengan menjalani beberapa langkah di bawah ini;

1. Belajar menjadi diri sendiri
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk menerapkan body positivity adalah dengan belajar menjadi diri sendiri. 

Mencintai dan belajar menjadi diri sendiri ternyata sangat penting karena dengan begitu Anda tidak lagi membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain tidak akan ada habisnya karena Anda adalah Anda dan dia adalah dia, individu yang berbeda. 

Manusia memang memiliki berbagai jenis bentuk yang berbeda pada setiap orang, sehingga membuat mereka unik. Anda bukan sebuah boneka dari pabrik yang bentuknya sama seperti boneka lainnya. 

Maka itu, bersinarlah dengan cara sendiri agar hidup menjadi lebih mudah dan percaya diri tanpa perlu pusing terhadap pendapat orang lain. 

2. Memberikan dukungan untuk sesama
Selain belajar menjadi diri sendiri, ternyata memberikan dukungan untuk sesama adalah aspek penting dalam menjalani prinsip body positivity. 

Setelah berhasil menjadi diri sendiri, cobalah untuk tidak menganggap orang lain berada di bawah Anda. Sebaiknya, mendukung orang lain agar mereka menjadi lebih percaya diri. 

Dengan begitu, body positivity akan meningkat bukan hanya di diri sendiri, melainkan juga menular ke orang lain dalam artian yang lebih positif. 

3. Menyebarkan pandangan positif
Penerapan body positivity pada diri sendiri dan orang terdekat yang berhasil ternyata juga perlu disebarkan melalui media sosial. Media sosial ternyata berperan besar dalam pengaruh citra bentuk tubuh. 

Hal ini dikarenakan standar ideal dan kecantikan yang tersebar di media sering menjadi patokan, apa yang membuat orang lain 'tampan' atau 'cantik.' Akibatnya, ketika seseorang tidak sesuai dengan kriteria yang ada, tentu tidak sedikit orang yang merasa tidak percaya diri dengan bentuk fisiknya. 

Penggunaan media dalam menyebarkan body positivity adalah hal yang cukup penting dan membantu. Media dapat mulai menampilkan model-model yang bentuk tubuh, warna kulit, dan kondisi fisiknya beragam. Tidak hanya apa yang ingin disesuaikan dengan standar kecantikan yang sudah ada. 

Body positivity mungkin menjadi penyelamat bagi orang-orang yang merasa bentuk fisiknya tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ada. Akan tetapi, jangan jadikan prinsip ini sebagai 'tameng' dari rasa malas karena mencintai diri sendiri adalah dengan melakukan yang terbaik untuk Anda.

Jennyfer, M.Psi.
(Psikolog yang berminat pada persoalan psikologi klinis dewasa)

Komentar