Senin, 16 Juni 2025 | 07:01
Parodi

OPM (Organisasi Press Release Merdeka) Ancam Perang Total Jika Prabowo Tidak Respon

OPM (Organisasi Press Release Merdeka) Ancam Perang Total Jika Prabowo Tidak Respon
Kelompok OPM dengan senjata di tangan (Dok OPM)

ASKARA — Dunia bergetar (minimal grup WhatsApp) setelah Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, kembali meluncurkan siaran pers berapi-api yang isinya seperti deja vu dari rilis sebelumnya: ancaman perang, ultimatum ke Jakarta, tuduhan ke intelijen berkedok penjual bakwan, dan larangan tambang ilegal (yang mungkin ilegal bagi yang tak kebagian).

Dalam siaran itu, TPNPB mengultimatum Presiden Prabowo Subianto untuk “menunjukkan itikad damai” atau siap-siap menerima “perluasan konflik bersenjata ke seluruh wilayah.” Wilayah mana? Tidak dijelaskan. Tapi kami menduga mungkin sampai ke Halte TransJakarta atau area food court.

“Kami serius!” ujar Sebby Sambom dari lokasi rahasia yang katanya basecamp tempur, tapi Google Earth mendeteksinya sebagai rumah warga dengan parabola patah dan tiang bendera miring.

Tak tanggung-tanggung, TPNPB juga meminta warga pendatang untuk angkat kaki sebelum mereka mengeksekusi agen intelijen yang konon menyamar sebagai pedagang bensin eceran. Hebatnya, intel ini katanya bisa jual bensin, pulsa, dan informasi rahasia hanya dari satu etalase.

Siaran ini juga menuntut agar tambang emas ilegal dihentikan. Walau, berdasarkan investigasi kecil-kecilan kami, tambang-tambang itu justru sempat jadi lokasi rapat internal kelompok bersenjata yang tidak punya kantor tetap.

Seorang warga lokal, yang kami beri nama samaran “Mama Rani”, ketika ditanya soal ancaman TPNPB, menjawab datar, “Sudah biasa. Kalau bulan ini nggak ada ultimatum, malah heran.”

Sementara itu, netizen bereaksi dengan komentar khas:

“Kirain ini berita 2022, kok isinya sama?”

“Kapan aksinya? Jangan cuma press release terus.”

“Agen intel? Yang di warung depan rumah saya juga kayaknya agen, tapi jualan Pop Ice.”

Sejumlah LSM mencoba mengajak dialog damai, tapi harus antre karena semua pihak sedang sibuk menyusun siaran pers masing-masing.

Adapun Pemerintah Pusat merespons dengan pendekatan diplomatis tingkat tinggi: diam seribu kata, sambil sesekali melempar frasa sakti: “Papua adalah bagian integral NKRI” — sebuah kalimat yang tidak otomatis membuat sekolah buka, listrik nyala, atau konflik reda.

Sebby sendiri menutup siaran persnya dengan pernyataan ambigu: “Kami siap berperang, tapi kami juga cinta damai.” Sebuah kutipan yang cocok untuk jadi caption Instagram, sayangnya disampaikan sambil mengangkat HT, bukan hati.

 

*Tulisan parodi ini adalah bersifat humor

Komentar