Senin, 16 Juni 2025 | 07:10
COMMUNITY

Temu Alumni IPM Jateng: Dari Nostalgia Menuju Gerakan Dakwah Progresif

Temu Alumni IPM Jateng: Dari Nostalgia Menuju Gerakan Dakwah Progresif
Temu Alumni IPM Jateng

ASKARA — Momen silaturahmi dan temu alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Tengah yang digelar di Aula GKB 1 Lantai 7 Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Sabtu (17/5/2025), menjadi ajang strategis dalam mengonsolidasikan kekuatan kader untuk menyebarkan dakwah Islam berkemajuan. Pertemuan ini tak hanya menjadi ruang nostalgia, tetapi juga titik tolak baru bagi alumni untuk berkontribusi aktif dalam misi besar Muhammadiyah.

Wakil Rektor II Unimus, Dr. Hardi Winoto, M.Si., dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjadikan pertemuan alumni sebagai sarana memperluas syiar dan pengaruh Muhammadiyah di berbagai sektor kehidupan. Ia menekankan bahwa silaturahmi ini harus melahirkan energi baru dalam membangun gerakan dakwah yang lebih kuat dan menyatu dengan masyarakat.

"Silaturahmi alumni harus menjadi energi dakwah dan penguatan kader di ranting-ranting tempat mereka tinggal. Ini bagian dari ikhtiar strategis untuk memperluas kiprah Muhammadiyah," tegas Dr. Hardi.

Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting Muhammadiyah dan akademisi dari berbagai institusi. Hadir di antaranya Dr. KH. Tafsir, M.Ag. (Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng), Drs. A. Dahlan Rais, M.Hum. (BPH Universitas Muhammadiyah Surakarta), Dr. Eny Winaryati (Wakil Rektor III Unimus), Dr. Anwar Sutoyo (Universitas Negeri Semarang), Dr. Nur Izzah (Rektor Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan), dan Dr. Solichul Huda (Cyberpol Polda Jateng).

Dalam pemaparannya, Dr. KH. Tafsir yang merupakan alumni IPM era 1980-an menekankan pentingnya memahami Islam secara menyeluruh melalui pendekatan interdisipliner. Ia mengajak alumni untuk berpikir terbuka dan adaptif terhadap perubahan zaman.

“Risalah Islam Berkemajuan menuntut umat untuk bersikap dinamis. Islam tidak hanya dipahami secara tekstual, tetapi juga melalui pendekatan sosiologis, psikologis, bahkan saintifik, agar pemahaman kita terhadap Islam menjadi lebih komprehensif dan progresif,” jelasnya.

Senada dengan hal itu, Drs. A. Dahlan Rais, alumni IPM angkatan 1970-an, mengingatkan bahwa para alumni IPM harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dasar Muhammadiyah dalam setiap kiprahnya di masyarakat.

“Tauhid murni, pemahaman Al-Qur’an dan Sunnah yang benar, serta semangat tajdid harus terus ditanamkan. Alumni IPM wajib menjadi pelopor dan penyebar nilai-nilai Islam di berbagai sektor kehidupan,” tandasnya.

Struktur Baru Korwil IPM Jateng
Salah satu hasil penting dari temu alumni ini adalah terbentuknya struktur kepengurusan Koordinator Wilayah (Korwil) Alumni IPM Jawa Tengah. Prof. Dr. Sofyan Anif resmi terpilih sebagai Ketua, dengan Dr. Eny Winaryati sebagai Sekretaris, serta Ali Khamdi, M.Si. sebagai Bendahara.

Adapun jajaran Wakil Ketua terdiri dari tokoh-tokoh strategis seperti Dr. Ibnu Hasan, Dr. Nur Izzah, Khafidz Sirotuddin, M.Si., Elis Zuliati Anis, Ph.D., dan Slamet Widodo. Untuk Dewan Penasehat, diisi oleh para tokoh senior Muhammadiyah, yakni Drs. A. Dahlan Rais, M.Hum., Drs. H. Marpudji Ali, M.Si., Dr. KH. Tafsir, M.Ag., serta Prof. Dr. H. Rozihan, M.Ag.

Peneguhan Spirit dan Agenda Dakwah
Pertemuan ini bukan sekadar pengukuhan struktur organisasi. Lebih dari itu, menjadi momentum penyegaran semangat perjuangan dan konsolidasi alumni IPM sebagai agen perubahan. Para alumni menegaskan komitmennya untuk tetap aktif dalam gerakan dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin dengan cara yang inklusif, kontekstual, dan menyatu dengan dinamika masyarakat.

Dengan semangat kolaboratif dan kekuatan jaringan yang tersebar di berbagai daerah, alumni IPM Jateng siap memperkuat sinergi dalam membangun masyarakat madani yang tercerahkan, sejalan dengan cita-cita luhur Muhammadiyah.

Silaturahmi ini telah menjadi penanda bahwa alumni IPM bukan hanya bagian dari sejarah organisasi, melainkan ujung tombak dalam meneruskan estafet perjuangan Islam yang berkemajuan dan berkemasyarakatan. (Dwi Taufan Hidayat)

Komentar