Selasa, 13 Mei 2025 | 17:00
OPINI

Ijazah Jokowi: Relik Suci Dunia Pendidikan yang Terlalu Mahal untuk Dilewatkan

Ijazah Jokowi: Relik Suci Dunia Pendidikan yang Terlalu Mahal untuk Dilewatkan
Ijazah Jokowi (Dok Medsos)

ASKARA - Ijazah Presiden Jokowi itu seharusnya bukan cuma disimpan, tapi diarak. Kalau perlu, tiap tanggal kelulusannya dijadikan hari libur nasional. Kita rayakan sebagai Hari Kepastian Akademik Nasional—sehari penuh untuk mengenang bahwa ada juga presiden yang beneran sekolah.

UGM mestinya bikin museum khusus. Di pintu masuk tertulis besar: "Di sinilah Jokowi belajar, bukan nyolong gelar." Ijazahnya ditaruh di balik kaca antipeluru, dijaga satpam bersertifikat TOEFL 600, karena ijazah ini sudah terlalu sering di-zoom netizen sampai resolusinya pecah.

SMA dan SMP-nya pun jangan mau kalah. Taruh ijazah replikanya di aula, pasang spanduk: "Dari bangku ini lahir pemimpin. Bukan buzzer." Dan SD-nya? Kasih nama ulang aja jadi SDN Jokowi Hebat 01. Anak-anak bakal belajar dengan penuh semangat, karena tahu: dari bangku kayu reyot pun bisa lahir RI 1.

Lucunya, ijazah orang bisa dipertanyakan rame-rame, padahal sebagian dari yang meragukan, waktu sekolah malah absen mulu pas upacara. Yang nilainya merah lima baris, sekarang sok jadi ahli verifikasi dokumen.

Maka, ijazah Jokowi bukan hanya dokumen. Ia adalah korban ketidakyakinan nasional. Saat masyarakat lebih percaya teori konspirasi YouTube daripada dokumen dari lembaga pendidikan negeri, mungkin sudah saatnya ijazah Jokowi dikawal bukan cuma oleh profesor, tapi juga oleh dukun dan paranormal.

Karena ya, siapa tahu... ternyata ijazah itu punya kekuatan gaib: bisa bikin sebagian orang merinding cuma dengan melihatnya.

 

 

Komentar