SMSI Gelar Seminar di Undip, Dukung RM Margono Djojohadikusumo Jadi Pahlawan Nasional

ASKARA – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) terus menggalang dukungan untuk mengusulkan RM Margono Djojohadikusumo sebagai Pahlawan Nasional. Setelah sukses menggelar seminar di tingkat kabupaten di Purwokerto pada Selasa (18/3), SMSI kini mengadakan seminar di tingkat provinsi Jawa Tengah. Acara ini berlangsung di Art Center Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, pada Kamis (20/3).
Seminar ini dihadiri oleh berbagai tokoh dan akademisi, antara lain, Radik Karsadiguna, AKS, M.Si. (Direktur Pemberdayaan Masyarakat Kemensos RI, mewakili Menteri Sosial RI); Imam Syakur, M.Si. (Kepala Dinas Sosial Jawa Tengah, mewakili Gubernur Jawa Tengah); Aryanto Suwondo Geni (Kepala BNI Regional Yogyakarta dan Jawa Tengah); Prof. Wijayanto, S.I.P., M.Si., Ph.D. (Wakil Rektor IV Undip); Prof. Alamsyah, S.S., M.Hum. (Dekan FIB Undip); Samsul Arifin (Ketua SMSI Jawa Tengah).
Hadir pula sejumlah guru besar dan akademisi, seperti Prof. Suradi Wijaya, Dr. Sartono, Dr. Abdul Kohar, Mudzakir, serta perwakilan organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia, Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dan PW Ansor Jawa Tengah.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dalam sambutannya, Ketua SMSI Jawa Tengah KRA. Samsul Arifin mengucapkan terima kasih kepada Undip, BNI, serta seluruh tamu undangan yang hadir.
"Kita berkumpul di Undip yang luar biasa ini karena rasa cinta dan hormat kita kepada perjuangan Bapak RM Margono. Untuk itu, saya mewakili Ketua Umum SMSI Pusat, Bapak Firdaus, mohon dukungan dalam memperjuangkan proses pencalonan beliau sebagai Pahlawan Nasional," ujar Samsul.
Setelah sambutan, diputar video biografi SMSI Pusat dan berbagai pencapaian organisasi tersebut.
Dalam paparannya, Kepala Regional BNI Yogyakarta dan Jawa Tengah, Aryanto Suwondo Geni, menegaskan bahwa RM Margono Djojohadikusumo memiliki peran penting dalam sejarah ekonomi Indonesia.
"Beliau adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) yang berkontribusi besar dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Semoga pengusulan ini berjalan dengan lancar dan menghasilkan keputusan terbaik," ujar Aryanto.
Ia juga menambahkan, BNI berdiri pada tahun 1946, saat RM Margono menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung RI pertama.
"Kami bangga mengetahui jejak perjuangan beliau. Lebih lagi, kami semakin bangga ketika banyak pihak mengkaji jasa-jasa beliau untuk diusulkan sebagai Pahlawan Nasional," tandas Aryanto.
Senada dengan itu, Wakil Rektor IV Undip, Prof. Wijayanto, menekankan bahwa sejarah tidak hanya mengajarkan peristiwa masa lalu, tetapi juga menjadi pijakan untuk menentukan langkah ke depan.
"RM Margono adalah pahlawan bangsa dengan kontribusi nyata bagi negara ini. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya," ujarnya.
Kepala Dinas Sosial Jawa Tengah, Imam Syakur, M.Si., menambahkan, pengumpulan berkas pengusulan calon pahlawan nasional ini paling lambat 11 April 2025.
"Kami harap SMSI segera mengajukan rekomendasi kepada Gubernur Jawa Tengah untuk mendukung proses ini," ungkapnya.
Sementara itu, Radik Karsadiguna, AKS, M.Si., selaku Direktur Pemberdayaan Masyarakat Kemensos RI, menegaskan, RM Margono telah meletakkan fondasi penting dalam perjuangan kemerdekaan.
"Perjuangan beliau menjadi faktor utama yang menjadikannya layak diusulkan sebagai Pahlawan Nasional. Untuk itu, SMSI harus segera memenuhi berbagai persyaratan yang dibutuhkan," tegasnya.
Setelah rangkaian sambutan, seminar provinsi dilanjutkan dengan paparan dari sejumlah narasumber, terdiri dari: Prof. Dr. Alamsyah, S.S., M.Hum. (Dekan FIB Undip); Prof. Dr. H. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum. (Sejarawan Undip); Prof. Dr. Phil Al Makin, MA. (Mantan Rektor UIN).
Diskusi dan sesi tanya jawab dipandu oleh Prof. Dr. Taufiqurokhman, S.Sos., M.Si. sebagai moderator.
Seminar ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam memperjuangkan pengakuan RM Margono Djojohadikusumo sebagai Pahlawan Nasional, mengingat kontribusinya dalam bidang ekonomi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Komentar