Kamis, 22 Mei 2025 | 07:39
COMMUNITY

Pendakian Tektok Gunung Lawu: Pelajaran dan Pesan dari Para Pendaki Senior Elpala

Pendakian Tektok Gunung Lawu: Pelajaran dan Pesan dari Para Pendaki Senior Elpala
Para pendaki dari komunitas Elpala Jakarta di puncak Gunung Lawu (Dok Elpala)

ASKARA – Pendakian tektok Gunung Lawu yang dilakukan oleh empat anggota Elpala, Hery Latu, Agus Senato, Taufan Novriyanda, dan Bakti pada Kamis (21/11) mendapat tanggapan dari Zulkifli, salah satu pendaki senior Elpala. Menurutnya, pendakian tektok memiliki prinsip manajemen perjalanan yang sama dengan pendakian biasa, seperti kesiapan fisik, mental, waktu tempuh, perbekalan, perlengkapan, rute, cuaca, hingga manajemen risiko. Namun, ia menilai tektok lebih berisiko.

“Pendakian tektok cenderung meminimalkan perbekalan dan perlengkapan, sehingga risiko meningkat saat terjadi hal-hal di luar kendali. Prinsip what if sangat penting, seperti bertanya pada diri sendiri, 'Bagaimana jika cuaca buruk?', 'Bagaimana jika salah jalan?', atau 'Bagaimana jika ada yang cedera?'," ujar Zulkifli.

Hery Latu menambahkan, pengalaman seorang porter yang pernah mendampingi pendakian di Lawu mengungkapkan bahwa banyak pendaki tektok harus dievakuasi karena kurang persiapan. Masalah yang sering terjadi meliputi fisik yang tidak memadai, peralatan yang kurang, minimnya bekal makanan, hingga kurangnya pengetahuan medan. Ia juga menyoroti kelalaian seperti memakai pakaian yang tidak sesuai, seperti celana jeans, dan sepatu yang licin.

Untuk menghindari risiko, ia memberikan saran kepada para pendaki, terutama pemula:

1. Persiapkan fisik dan mental.

2. Ukur kemampuan, jangan memaksakan diri jika target tidak tercapai.

3. Gunakan perlengkapan yang memadai, terutama untuk melindungi dari cuaca buruk.

4. Pastikan membawa makanan dan air yang cukup.

5. Pahami prediksi cuaca dan kenali medan pendakian.

Agus Senato menekankan pentingnya persiapan matang, meski hanya untuk pendakian tektok. "Kakak-kakak kita tetap mempelajari rute, memantau cuaca, hingga memutuskan waktu pendakian yang paling aman. Saat perjalanan, mereka juga fleksibel, mengubah jalur turun dari Candi Cetho ke Cemoro Kandang karena pertimbangan cuaca,” katanya.

Pendakian kali ini diputuskan setelah memantau jendela cuaca selama dua minggu. Dengan informasi dari pendaki lokal, mereka memperkirakan potensi hujan dan menyesuaikan rencana perjalanan.

"Alam itu indah, tapi bisa jadi berbahaya tanpa persiapan yang matang," tutup Zulkifli, memberi pesan khusus bagi pendaki muda dan pemula.

 

 

Komentar