Oleh: Dr. Rahmat Mulyana, MM, Dosen IAI Tazkia

ASKARA - Dalam setiap gerak langkah dan kata-kata Anies Baswedan, terpancar keikhlasan dan kedalaman hati yang tak terukur.

Pembicaraannya bukan sekadar rangkaian kata, melainkan suara dari lubuk hati yang paling dalam, menggema ke seluruh penjuru negeri. Ketika ia berbicara, air mata menetes, bukan karena kesedihan semata, melainkan karena kekuatan pesan yang disampaikannya.

Anies Baswedan tak hanya mengandalkan kecerdasan intelektual, tetapi juga tawakkal kepada Allah. Dalam setiap keputusannya, ia senantiasa berdoa dan meminta petunjuk dari Yang Maha Kuasa, menunjukkan keseriusannya dalam mengemban amanah kepemimpinan.

Sorot mata Pak Anies bukan sekadar tatapan fisik, melainkan cerminan dari sepenuh hati yang terpadu dalam bingkai cinta dan keikhlasan. Baginya, menjadi pemimpin bukanlah tentang kekuasaan semata, melainkan tentang menjadi pengayom dan pelindung rakyat, khususnya dari mereka yang berlaku dholim dan sewenang-wenang.

Ketika berbicara tentang masa depan bangsa, Pak Anies tidak hanya berbicara tentang strategi dan kebijakan, melainkan juga tentang nilai-nilai keadilan, kebaikan, dan kasih sayang. Ia percaya bahwa hanya dengan tawakkal kepada Allah, sebuah bangsa dapat terbebas dari pengkhianatan dan ketidakadilan.

Doa dan harapan masyarakat kini tercurah padanya, semoga Anies Baswedan dapat terus menjadi pemimpin yang adil, bijaksana, dan berempati, dengan tawakkal kepada Allah SWT sebagai pemandu dalam setiap langkahnya. "Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin," gema harapan bangsa untuk seorang pemimpin yang mampu membawa perubahan dan kebaikan untuk Indonesia.