Minggu, 28 April 2024 | 14:07
NEWS

Hamas dan Israel Berkonflik, Paus Fransiskus yang Sakit

Hamas dan Israel Berkonflik, Paus Fransiskus yang Sakit
Paus Fransiskus (Dok Vatikan)

ASKARA - Dalam kesempatan Doa Angelus hari Minggu, 8 Oktober 2023 lalu, satu hari setelah serangan tiba-tiba dari Hamas kepada Israel yang menewaskan lebih dari 1.200 orang itu, Paus mengatakan, perang adalah kekalahan, selalu merupakan kekalahan. 

"Saya mengikuti dengan penuh kekhawatiran dan rasa sakit apa yang terjadi di Israel, di mana kekerasan telah meledak dengan lebih dahsyat, menyebabkan ratusan kematian dan cedera. Tolong hentikan serangan senjata dan pahami bahwa terorisme dan perang tidak menghasilkan solusi apa pun, namun hanya menyebabkan kematian banyak orang yang tidak bersalah. Perang adalah sebuah kekalahan, selalu merupakan kekalahan. Mari kita berdoa untuk perdamaian di Israel dan Palestina," kata Paus seperti dikutip Pejabat Vatikan asal Indonesia, Padre Marco Solo SVD dalam keterangan yang diterima, Kamis (12/10).

Keprihatinan Paus disampaikan pula pada Audiensi Umum di Lapangan Basilika Vatikan, Rabu (11/10), dengan mengatakan, adalah hak bagi mereka yang diserang terlebih dahulu untuk membela diri, namun saya sangat khawatir dengan pengepungan total yang dialami warga Palestina di Gaza, di mana juga terdapat banyak korban tak berdosa. 

"Saya terus mengikuti dengan rasa sakit dan ketakutan apa yang terjadi di Israel dan Palestina. Banyak orang terbunuh dan terluka. Saya berdoa bagi keluarga-keluarga yang telah melihat hari perayaan diubah menjadi hari berkabung. Dan saya mohon agar para tawanan segera dibebaskan," kata Paus Fransiskus.

Fikatakannya, terorisme dan ekstremisme tidak membantu mencapai solusi terhadap konflik antara Israel dan Palestina tetapi mengobarkan kebencian, kekerasan, balas dendam dan hanya membuat salah satu pihak menderita.

Paus Fransiskus menyerukan perdamaian bagi negeri yang tersiksa. Timur Tengah tidak membutuhkan perang, tetapi perdamaian, yakni perdamaian yang dibangun di atas keadilan, dialog dan keberanian persaudaraan.

Menurut Sri Paus, akar dari sebuah konflik adalah rasa tidak berterima kasih dan pikiran serakah. Rasa  tidak berterima kasih memicu keserakahan. Rasa tidak berterima kasih juga menghasilkan kekerasan. Di lain pihak, sebuah ucapan terima kasih yang sederhana saja dapat membawa kedamaian.

Sementara, menurut Padre Marco Solo, Paus Fransiskus mengikuti semuanya dengan peraasaan khawatir dan rasa sakit hati yang luar biasa dan menyerukan agar peperangan segera dihentikan dan kedua belah pihak pun kembali berdamai. Kalau menurut Paus Fransiskus, peperangan adalah sebuah kekalahan manusia, mengapa orang harus terus berada di dalam situasi kekalahan? Apakah tujuan hidup ini adalah meraih kekalahan sepanjang hidup? 

"Kehendak dan ajakan Paus Fransiskus adalah juga kehendak dan keinginan kebanyakan dari kita semua dan mayoritas polulasi dunia ini. Janganlah kita terkungkung oleh pola pemikiran yang salah bahwa kekerasan adalah solusi terbaik dari berbagai jenis konflik. No! Hanya dialog, negosiasi dan pendekatan-pendekatan kekeluargaan, persahabatan dan pertemanan dapat menyelesaikan berbagai masalah dengan tenang, tanpa unsur-unsur kekerasan. Jalur ini selalu akan bisa menciptakan perdamaian, kerukunan, penyembuhan dan rehabilitasi sejati dari relasi-relasi yang selama ini retak," kata Padre Marco Solo.

Ditegaskannya, agama-agama dan hukum-hukum positip yang menyuarakan nilai-nilai di atas harus diolah dan digunakan seoptimal mungkin agar komunitas dunia ini kembali menikmati suasana kehidupan yang tenang, damai, tentram dan sejahtera. Dengan itu pembangunan akan bisa berjalan dengan semestinya. 

"Kalau ujung-ujungnya kota hingga desa ibarat lautan api dengan pucuk-pucuk nyala setinggi gunung dan kemudian hanya meninggalkan kepingan-kepingan tembok, kapan kebahagiaan yang didambakan bisa tercapai? Setiap peperangan adalah awal kegagalan dan akan menciptakan generasi-generasi gagal," kata Pejabat Vatikan asal Indonesia, Padre Marco Solo SVD.

 

Komentar