Kamis, 18 April 2024 | 08:07
NEWS

Empat Hari di Propinsi Fujian China, Prof. Rokhmin Dahuri Penuhi Undangan Kemenlu Tiongkok, Pemprop Fujian dan FPNU

Empat Hari di Propinsi Fujian China, Prof. Rokhmin Dahuri Penuhi Undangan Kemenlu Tiongkok, Pemprop Fujian dan FPNU
Prof. Rokhmin Dahuri dan Dr. Pigoselpi Anas (istri) berfoto bersama Bupati Kabupaten Lianjiang, Direktur Kemenlu China, Rektor Fujian Polytechnique Normal University, dan Dirut Perusahaan Budidaya Abalone

ASKARA – Prof. Dr. Ir.  Rokhmin Dahuri MS memenuhi undangan Kemenlu Tiongkok, Pemerintah Propinsi Fujian, dan FPNU (Fujian Polytechnique Normal University) dari 17 - 20 Mei 2023. Didampingi istri tercinta, Dr. Ir. Pigoselpi Anas, MSi (Dosen Politeknik Ahli Usaha Perikanan) dan Dr. Fendi Sondita (mewakili Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University).

Selama empat hari, Prof. Rokhmin Dahuri dalam kapasitasnya sebagai Guru Besar IPB, Ketua DPP PDIP Bidang Kelautan dan Perikanan, dan Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan melakukan hal produktif, mencerahkan dan bermanfaat di Propinsi Fujian, China, yakni:

17 Mei jam 09.00 - 12.00: Diskusi dengan Prof. Lai (Rektor FPNU) dan para Dekan serta Direktur Kerjasama Internasional tentang kerjasama dengan IPB University di bidang: (1) pendidikan (pertukaran dosen dan mahasiswa, beasiswa, dan academic exchanges lainnya); (2) penelitian dan pengembangan; dan (3) implementasi kerjasama triple helix (Perguruan Tinggi, Industri/Swasta atau BUMN, dan Pemerintah) untuk mengisi Kawasan Industri Perikanan Terpadu di Chin dan Indonesia dalam kerangka kerjasama “Two Countries Twin Parks” antara China dengan Indonesia yang sudah berjalan sejak 2015.

Di China, terang Prof. Rokhmin Dahuri, kawasan industri perikanan itu terletak di Yuanhong Investment Zone, Fuqing, Fujian di lahan seluas 60 km2. Sedangkan di Indonesia, tersebar di tiga kawasan industri: Bintan, Aviarna Semarang, dan Batang.

“Semua kerjasama antara IPB University dengan FPNU ini hanya mencakup industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi perairan, akuakultur, perikanan tangkap, dan marketing nya,” tuturnya, Sabtu (20/5).

Kemudian, pada 17 Mei jam 14.00 - 15.30: berkunjung ke Kawasan Industri Perikanan Terpadu di dalam Yuanhong Investment Zone, Fuqing. Lalu, 18 Mei jam 10.30 - 12.30: sebagai Keynote Speaker (Pembicara Kunci) dan narasumber di The Sixth 21st Century Maritime Silk Road Exposition and Cross-Straits Trade Fair. Di Kota Fuzhou.

Selanjutnya, 19 dan 20 Mei: mengunjungi kawasan budidaya laut (abalone, yellow croakers atau ikan tigawaja kuning, dan rumput laut jenis kelp), program pengentasan kemiskinan (pemberdayaan) nelayan, dan kawasan industri pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Lianjiang dan Kota Ningde, Propinsi Fujian.

Program Pemberdayaan Nelayan dilakukan saat Xi Jinping menjadi Gubernur Propinsi Fujian 2003 - 2009.  “Sangat berhasil, caranya sebagai berikut: Jumlah nelayan tradisional (perahu kecil dengan outboard motor dan alat tangkap gill nets) yang semula berjumlah 20.000 orang dikurangi menjadi 8.000 orang. Dengan 8.000 nelayan itu lalu teknologi penangkapan ikan (kapal dan alat tangkap) nya dimodernisir,” ungkapnya.

Lanjutnya, sehingga hasil tangkap per satuan upaya (CPUE) nya meningkat, dengan sumberdaya ikan tetap lestari (sustainable); Industri pengolahan ikan dikembangkan dengan kualitas tingkat dunia;  Pemasaran ikan hasil tangkap dari nelayan dijamin pemerintah, dengan harga yang menguntungkan nelayan;

12.000 nelayan lainnya disediakan pekerjaan lain, mereka dilatih untuk bekerja di perikanan budidaya laut, industri pengolahan hasil perikanan, hortikultur, home industri, dan matapencaharian lainnya yang produktif;

“Perumahan nelayan yang bersih, sehat, asri, nyaman, dan aman dibangun oleh pemerintah dan diberikan secara gratis kepada para Nelayan,” ujar Prof. Rokhmin Dahuri.

Komentar