Kamis, 25 April 2024 | 07:01
COMMUNITY

Krisis Air dan Angka Stunting Tertinggi Ada di Sumba Barat Daya

Krisis Air dan Angka Stunting Tertinggi Ada di Sumba Barat Daya
Franky Banfatin, Rino Soedarjo, dan Tara Dermawan di presscon Global 6K - Water For Sumba (Dok Dedy H)

ASKARA - Kelangkaan air yang berkepanjangan di NTT perlu mendapat perhatian. Kelangkaan air menjadi salah satu alasan buruknya kualitas gizi dan kesehatan anak di NTT. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) menyatakan pada 2021, prevalensi angka stunting di NTT adalah sebesar 37.8 persen. Kabupaten Sumba Barat Daya yang mengalami kesulitan akses air, tercatat angka stunting tertinggi di Indonesia, yakni 44,9 persen.

Menyikapi persoalan ini, Wahana Visi Indonesia (WVI) berencana menggelar Fun Run sejauh 6 KM di Jakarta pada 21 Mei 2023, dan Ultra Marathon sejauh 300 KM yang akan diikuti 6 pelari khusus pada 19-21 Mei 2023 di Sumba Barat Daya. Kedua kegiatan ini adalah acara puncak kampanye Global 6K–Water For Sumba yang diadakan WVI sejak 15 Maret hingga 31 Mei 2023 nanti.

"Kampanye ini adalah kampanye World Vision secara global di seluruh dunia untuk menyediakan fasilitas air bersih di seluruh dunia. Sumba Barat Daya dipilih, secara khusus di 5 desa, karena menurut observasi tim lapangan WVI di sana, desa tersebut tidak memiliki sumber air di permukaan tanah dan tidak ada sungai, mata air juga tidak ada," ujar Asteria Aritonang, Resource Development & Communications Director WVIWVI, Jumat (12/5). 

Franky Banfatin, Head of Social Impact & Sustainability WVI menambahkan, masyarakat sangat bergantung pada Penampung Air Hujan (PAH). Keluarga yang tidak punya PAH harus membeli air seharga Rp 400-Rp 1000 per jeriken untuk keperluan sehari-hari, khususnya makan minum.

"Jika ditotal, keluarga yang tidak memiliki PAH harus mengeluarkan Rp 480.000 hingga Rp 1.200.000 per bulan dengan kualitas air yang tidak layak konsumsi," kata Banfatin. 

Lebih jauh Banfatin mengatakan, kondisi PAH yang tidak tertutup menyebabkan bak menjadi tidak steril dan terkontaminasi dengan berbagai kotoran, lumut, dan bakteri. Hal ini menyebabkan timbulnya banyak penyakit, khususnya pada anak-anak, seperti diare, muntaber, hingga stunting.

"Tidak heran provinsi NTT menempati urutan pertama angka stunting tertinggi di Indonesia," imbuhnya. 

Rino Soedarjo dan Tara Dermawan dua figur publik yang telah mengunjungi Sumba Barat Daya dan menyaksikan langsung kehidupan di sana tergerak menggalang dana agar masyarakat di Sumba Barat Daya dapat memiliki akses air bersih. Keduanya berharap angka stunting di provinsi NTT akan berkurang melalui kampanye ini. 

Ultra marathon akan diikuti secara relay oleh 6 pelari khusus, masing-masing 50 KM. Global 6K Fun Run WVI akan digelar di area CFD di depan FX Sudirman, Jakarta. Masyarakat dapat berdonasi melalui www.wahanavisi.org/waterforsumba.
Seluruh hasil donasi akan dipakai untuk membangun 30 Penampung Air Hujan dan 5 sumur bor yang dapat diakses seluruh warga di 5 desa di Sumba Barat Daya, yaitu desa Mangganipi, Kenduwela, Hombarica, Koki, Ate Dalo yang kelimanya merupakan desa dampingan WVI. 

 

Komentar