Jumat, 26 April 2024 | 06:55
COMMUNITY

Tidak Menguntungkan, Yayasan Al Kamal Tutup RS Cendana

Tidak Menguntungkan, Yayasan Al Kamal Tutup RS Cendana
Layanan RS Cendana di Jalan Raya Kedoya Jakarta Barat ditutup sementara

ASKARA - Pendiri dan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal KGPH Soeryo Soedibyo Mangkuhadiningrat, mengisahkan beberapa hal terkait awal berdirinya Yayasan Al Kamal hingga berdirinya Rumah Sakit di lingkungan Al Kamal di Jalan Raya Kedoya No: 2 Kebun Jeruk, Jakarta Barat. 

"Amanah Pak Harto kepada saya pada waktu itu adalah dengan dibangunnya RS Al Kamal menjadi RS Puri Mandiri Kedoya dan dikelola oleh PT Graha Husada Mandiri. Akhirnya diganti lagi menjadi RS Cendana, tapi tetap tidak ada kemajuan sampai dengan ditutupnya setahun yang lalu," ujar Soeryo di Jakarta baru-baru ini.

Penggantian nama ini sangat disayangkan Soeryo karena tidak memberikan keuntungan, meskipun Rumah Sakit Cendana itu dibangun diatas tanah sewa wakaf milik Al Kamal. Saat inilah waktu yang tepat untuk mengelola gedung ex. Rumah Sakit tersebut, dikembalikan kepada Yayasan Al Kamal dan akan dipergunakan untuk ISTA (Institut Sains dan Teknologi Al Kamal).

"Dikembalikan ke Yayasan Al Kamal dapat dipastikan amanah sang ayah, Pak Harto akan bertambah amalnya dan tidak akan mengurangi kekayaan keluarga Cendana yang amat sangat luar biasa banyaknya, dibanding apabila gedung itu dibiarkan kosong," tambahnya. 

Dokumen foto Tahun 1993 : Soeryo Soedibyo (kanan) dan Wakil Presiden saat itu Try Sutrisno

Lebih lanjut, jika dikaitkan dengan investasi yang merugi sebesar hampir 200 M. Hal itu, katanya, pernah dibahas, bahwa investasi tersebut supaya diabaikan saja. Alasannya antara lain, pengeluaran-pengeluaran investasi tersebut sepenuhnya atas inisiatif Ketua Yayasan  Damandiri. Ketua Yayasan Damandiri itu sebagai pemegang saham 51 % tanpa pernah minta persetujuan dari Al Kamal sebagai pemegang saham 49 %.

Seandainya Al Kamal diminta untuk bagi keuntungan bila gedung RS dipergunakan sebagai ISTA, maka hal itu bisa dipertimbangkan selama sisa sewa tanah. 

Soeryo tentu meyakini, Letjend Sugiono berani menkondisikan hal tersebut dengan keluarga Cendana, mengingat dulunya sebagai ajudan Soeharto. Bahkan Soeryo mengaku, pernah minta tolong pada Akbar Tanjung, Aulia Rahman, Agung Laksono dan Oetoyo Oesman. Meskipun yang notabene mantan-mantan menteri, tapi tidak ada yang sanggup. Bahkan untuk  menemui keluarga Cendana saja mereka tidak mampu. 
 
Selain itu, Soeryo juga pernah minta tolong kepada Letjend Tony Hartono yang merupakan atasan, senior dari Letjend Sugiono untuk membuka komunikasi tentang RS Cendana. Namun tetap tidak ada kemajuan cara berpikir seorang Letjend Tony Hartono yang bekas ajudan menghadapi keluarga Cendana.

"Termasuk surat permintaan tolong ke Pak Tri Sutrisno pun tidak ditanggapi padahal Pak Try Sutrisno itu dulunya ketika jadi Wapres pernah diangkat sebagai penasehat Al Kamal," pungkasnya. (Abuzakir Ahmad)

Komentar