Kamis, 25 April 2024 | 14:59
OPINI

Tradisi Menebar Garam Buat Tolak Bala

Tradisi Menebar Garam Buat Tolak Bala
KRH Aryo Gus Ripno Waluyo

Oleh: KRH Aryo Gus Ripno Waluyo, SE, SP.d, S.H, C.NSP, C.CL, C.MP *)

ASKARA - Tradisi menebar atau menaburkan garam di sudut rumah atau depan rumah, halaman dll, dari hal hal negative memang sudah menjadi tradisi di seluruh dunia.

Bahkan tradisi banyak mengarah ke berbagai tujuan dan niatan, nama nya juga tradisi atau kegiatan turun temurun jadi nya beraneka ragam cara dan maksud nya.

Menabur garam merupakan kebiasaan di Jepang, setelah pulang melayat, meminta orang rumah untuk menaburkan garam ke pundaknya. Maksudnya supaya tidak membawa “kesialan” masuk ke dalam rumah. Garam berfungsi sebagai kiyome, membersihkan/ menyucikan. 

Garam memang tidak diragukan lagi fungsinya sebagai penyuci (membuat tempat atau sesuatu menjadi suci), dan penting diketahui bahwa perempuan tidak boleh menginjak dohyou ini (dengan pemikiran bahwa akan mengotori tempat suci).

Garam juga dipakai sebagai pengusir bala/pengaruh buruk dalam rumah. Jika pernah masuk rumah orang Jepang, ada semacam piring dengan garam berbentuk segitiga/gunung yang diletakkan di pintu masuk atau dalam ruangan. “Piramid garam”.

Kemungkinan fungsinya ya sama saja seperti sesajen yang ditaruh di rumah-rumah orang Bali. Atau seperti cermin yang dipasang di pintu orang China. Menolak bala, memperlancar keberuntungan.

Dalam hal-hal religius memang garam memegang peranan penting, tapi dalam kegiatan praktis pun garam amat penting. 

Kebiasaan menabur garam disekeliling tenda perkemahan untuk mengusir binatang melata seperti ulat, cacing dan diharapkan tentunya ular meskipun konon ular tidak takut garam. Garam memang pengusir ampuh.

Biasanya dengan cara menaburkan garam ke sekeliling ruangan pada waktu tertentu misalnya pada saat menjelang magrib. Kegiatan ini dipercaya membuat makhluk halus tidak mampu melewati lokasi yang ditaburi garam. garam disebar ditempat-tempat yang sering menunjukan penampakan makhluk halus.

Makhluk halus ini akan jarang menampakkan dirinya lagi ditempat itu. Karena muatan negatif dari hantu telah dinetralisir oleh muatan positif dari kristal garam yang kita sebarkan tadi.

Atas pengetahuan ini lah membuat orang percaya bahwa garam dapat mengusir makhluk halus. Dengan kata lain kita mempersempit wilayah penampakan hantu dan makhluk halus.

Biasanya dengan cara menaburkan garam ke sekeliling ruangan pada waktu tertentu misalnya pada saat menjelang magrib.

Kegiatan ini dipercaya, mampu membuat makhluk halus tidak mampu melewati lokasi yang ditaburi garam.

Islam tentang mitos menyebar garam untuk pengusir makhluk halus ini? Rasulullah SAW tidak pernah melakukan tindakan menabur garam untuk mengusir makhluk halus.

Cerita tentang garam memang pernah terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW, namun dalam kasus lain. Yaitu ketika sang Nabi SAW disengat kalajengking di jari tangan ketika sedang Shalat.

Rasulullah saw lalu meminta diambilkan bejana berisi air dan garam lalu merendam  bagian yang disengat itu kedalam bejana tersebut sambil membaca Al-Kafirun dan muawwidzatain hingga sakitnya hilang.

Setelah shalat Rasulullah keluar dan berkata, “Semoga Allah melaknat kalajengking, ia tidak membedakan antara nabi dan orang lain.”

Sementara itu, untuk membentengi rumah dari makhluk halus Nabi SAW menganjurkan agar membaca doa saja.

*) Spiritualis, Budayawan, Penulis, Advokat, Peradi Perjuangan Jawa Timur 

Komentar