Spot Camping Bukik Pahoruso, Pesona Nagari Maek Yang Terlupakan
ASKARA – Sumatera Barat memiliki peninggalan sejarah yang menarik sebagai destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi. Salah satunya ada di Nagari Maek. Nagara Maek adalah sebuah nagari yang berada di Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten Lima Puluh Koto.
Maek merupakan Nagari yang memiliki seribu lebih Menhir yang tersebar di 13 titik, Namun, hingga kini baru ada tiga lokasi yang dikelola oleh pelestarian cagar budaya , megalit tersebut diperkirakan sudah ada dari jaman 6000 tahun sebelum Masehi.
Di Kenagarian Maek yang luasnya 115,92 Km2 tersebar peninggalan Kepurbakalaan berupa Menhir, Batu Dakon, Lumpang Batu, Punden Berundak-undak, Batu Tapak, Batu Jajak Ayam, Balai-balai Batu pembagian wilayah empat Niniak Luak Limo Puluah, Masjid Kuno dan Pesanggerahan masa Pemerintahan Hindia Belanda.
Di Maek seribu Menhir ini bisa menjadi bukti adanya jaman pra-sejarah yang bisa jadi pelajaran bagi para wisatawan untuk menjelajahi keanekaragaman yang ada di Indonesia dan dikelola oleh pelestarian budaya. Gugusan menhir di Nagari Maek bukan sekadar batu yang dibuat berdiri. Batu-batu itu menyimpan kisah peradaban masa lampau. Arkeolog mengaitkannya sebagai jejak akar budaya Minangkabau.
Menhir yang ada di Kenagarian Maek ini diperkirakan telah ada sejak 2400 tahun SM, yang mengindikasikan bahwa menhir ini termasuk kepada zaman Megalitikum Tua. Di nagari Maek ini terdapat banyak Menhir yang tersebar pada beberapa titik, salah satunya adalah di kawasan Bawah Parik, yang biasa dikenal dengan Menhir Bawah Parik.
Dea, salah seorang anggota tim KKN Tematik UNP yang ikut berkemah menambahkan, lokasi perkemahan Puncak Pahoruso masih bisa diakses dengan mengendarai sepeda motor.
Pemandangan alamnya sangat bagus dan cocok untuk penikmat wisata alam yang membutuhkan ketenangan.
"Dari puncak bukit kita bisa melihat suasana Nagari Maek yang dikelilingi bukit, suasananya tenang dan cocok untuk healing," ujarnya.
Dika, salah seorang pemuda setempat yang sering menjadi pemandu wisata lokal menceritakan, nama Bukit Pahoruso diambil berdasarkan cerita legenda dari mulut ke mulut yang berkembang di masyarakat.
Berdasarkan cerita rakyat yang melegenda di Nagari Maek, dahulu pernah ada seorang raja yang berkuasa di Maek, bernama Bagindo Ali. Selain sebagai pemimpin negeri, Bagindo Ali juga memiliki hobi berburu rusa di hutan, dan kebetulan dia cukup mahir memanah.
Konon, Bagindo Ali yang sedang berburu rusa di Bukit Posuak, masih jajaran perbukitan yang mengeliling Nagari Maek, menjadi murka karena tidak mendapat rusa buruannya dalam kondisi utuh, hanya mendapati bagian paha rusa tersebut.
Saking murkanya, akhirnya sang raja melemparkan bagian paha rusa yang didapati itu ke bukit di seberangnya hingga membuat leher bukit berlobang, dan tembus ke daerah sebelah. Kebetulan tempat mendaratnya potongan paha rusa, dinamai Bukit Paha Rusa. Sehingga akhirnya masyarakat menyebutnya dengan nama Bukik Pahoruso (Paha rusa).
Sebanyak 32 orang mahasiswa lintas fakultas Universitas Negeri Padang (UNP) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Nagari Maek Kecamatan Bukit Barisan Kabupaten Limapuluh Kota.
Selama sebulan, mereka akan menggali potensi wisata budaya di nagari yang terkenal dengan julukan Desa Seribu Menhir tersebut. Mereka pun melakukan kerja bakti membersihkan Puncak Bukit Pahoruso.
Puncak yang disebut sebagai yang paling tinggi di nagari itu merupakan lokasi perkemahan yang beberapa tahun belakangan tidak terurus karena jarang digunakan.
Desvy, Sekretaris Tim KKN Tematik UNP di Nagari Maek menyebutkan, kegiatan kerja bakti sekaligus menggelar perkemahan tersebut didampingi oleh wali jorong beserta pemuda setempat.
"Beberapa tahun belakangan spot camping ini jarang didatangi pengunjung sehingga kondisinya menjadi tidak terurus," kata Desvy, Minggu (15/1).
Mahasiswa melaksanakan kerja bakti untuk membuka kembali spot camping tersebut sehingga layak sebagai tempat perkemahan sekaligus sebagai objek wisata.
Dengan melakukan pembersihan semak belukar dan memasang papan penunjuk arah diharapkan dapat menarik minat pecinta alam untuk berkemah di lokasi itu.
"Kami berharap Puncak Pahoruso sebagai spot camping semakin dikenal sehingga pengunjung akan berdatangan untuk berkemah," katanya.
Komentar