Rabu, 22 Mei 2024 | 10:24
NEWS

Tanpa Fishway, Bendung PLTMH PT Dempo Ancam Kelestarian Ikan Endemik Sungai Batang Pelangai Gadang

Tanpa Fishway, Bendung PLTMH PT Dempo Ancam Kelestarian Ikan Endemik Sungai Batang Pelangai Gadang
Ikan Mingkih (Dok Novermal)

ASKARA - Ikan Mingkih (Cestraeus plicatilis C.V.), ikan endemik sungai Batang Pelangai Gadang di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat terancam punah. Pasalnya, jalur migrasi atau ruaya ikan yang hidup di hulu sungai dan bertelur di muara sungai itu, terhalang atau terputus oleh bendung Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) yang dibangun PT Dempo Sumber Energi (PT DSE). Bendung yang dibangun memutus aliran air sungai tersebut tidak dilengkapi dengan tangga atau jalur khusus untuk turun naik ikan bermigrasi (fishway).

Hal ini diungkapkan oleh Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Novermal, S.H., M.H. melalui keterangan tertulisnya, Senin (9/1). 

"Dinas Perkimtan dan LH Kabupaten Pesisir Selatan, Dinas LH Provinsi Sumbar, dan Kementerian LHK harus segera mengevaluasi dokumen lingkungan PLTMH PT DSE di sungai Batang Pelangai Gadang," ujar Novermal. 

"Karena, bendung yang mereka bangun tidak dilengkapi dengan fishway," tegasnya. 

Dikatakannya, bendung yang tidak dilengkapi fishway itu mengancam kelestarian ikan endemik sungai Batang Pelangai Gadang, yaitu Ikan Mingkih.

"Karena, jalur migrasinya untuk bertelur ke muara sungai terhalang atau terputus oleh bendung PLTMH," katanya.

Kini, jelasnya, jalur sungai, mulai dari bendung sampai ke mulut pembuangan air dari turbin PLTMH, lebih kurang sepanjang 1,5 kilometer, tidak dialiri air lagi, alias kering kerontang.  

Menurut Novermal, Ikan Mingkih hanya ada Kabupaten Pesisir Selatan, salah satunya di sungai Batang Pelangai Gadang di Kecamatan Ranah Pesisir. 

“Ikan Mingkih itu mirip Ikan Gariang, tapi dagingnya tidak berduri dan sisiknya lunak,” jelasnya sembari menambahkan, ikan ini hidupnya di hulu sungai, dan bertelurnya di muara sungai. 

Kalau musim bertelur, jelas Novermal, ikan ini rombongan turun ke muara sungai, dan setelah bertelur, mereka balik lagi berombongan ke hulu sungai. Dan, anaknya setelah menetas, rombongan pula menyusul ke hulu sungai.

Ditambahkan Novermal, Ikan Mingkih adalah ikan jenis pemakan tumbuhan (herbivore), yaitu lumut yang tumbuh di batu-batu besar di dasar sungai. Ikan ini juga memakan buah dan dedaunan yang jatuh ke sungai. Ikan ini bersifat Katadromous, yaitu bermigrasi atau ber-ruaya dari hulu sungai ke laut di depan muara sungai untuk memijah atau bertelur. Proses migrasi untuk bertelurnya ketika musim hujan lebat pada hari pertama sampai kedelapan bulan gelap, puncaknya pada bulan Syafar dan Mulud tahun Hijriyah. 

“Ikan ini turun ke muara sungai ketika banjir yang mulai surut dan airnya mulai jernih,” jelasnya. 

“Saya sudah melihat langsung bagaimana kondisi air sungai Batang Pelangai Gadang yang disalin habis untuk memutar turbin PLTMH, dan akibatnya, alur sungai sepanjang lebih kurang 1,5 kilometer, mulai dari bendung sampai ke mulut pembuangan air dari turbin PLTMH, kering kerontang,” tambah Novermal. 

Dan bendung PLTMH tersebut, ungkapnya, tidak dilengkapi dengan fishway untuk Ikan Mingkih pergi bertelur ke muara sungai, dan balik lagi ke hulu sungai setelah bertelur. 

“Kondisi ini bisa berakibat Ikan Mingkih punah,” tegasnya.

Sebagai Anggota DPRD dan putera asli Nagari Pelangai, Novermal sangat welcome dengan investasi, tapi jangan memunahkan ikan asli sungai kami.

Dia meminta PT DSE segera membangun tangga atau jalur khusus untuk Ikan Mingkih pergi bertelur ke muara sungai dan balik lagi ke hulu sungai setelah bertelur. 

“Kalau tidak, siap-siap saja digugat oleh Anak Nagari Pelangai,” pungkasnya. 

Komentar