Sabtu, 20 April 2024 | 03:22
NEWS

Rocky Gerung: Semakin Galak Buzzer, Semakin Tebal Dompetnya

Rocky Gerung: Semakin Galak Buzzer, Semakin Tebal Dompetnya
Rocky Gerung (int)

ASKARA - Tidak bisa dipungkiri pemerintahan Jokowi memang sengaja memelihara para pendengung alias buzzer.

“Tujuannya jelas untuk menggiring opini masyarakat di media sosial serta menghajar kelompok yang diidentifikasi sebagai lawan pemerintah,” ujar Pengamat Politik Rocky Gerung dari sebuah video di saluran Youtube Rocky Gerung, dikutip Jumat (2/12).

Rocky mengatakan buzzer jelas berbeda jauh dengan para influencer  yang rapi mempromosikan seseorang, sedangkan buzzer menyerang secara brutal. Rocky menegaskan kehadiran buzzer adalah sesuatu yang boleh dikatakan biadab karena mereka kerap memperkeruh keadaan.

"Jadi itu kontrasnya pembuzzeran itu adalah hal yang biadab dalam politik karena makan dimana saja lalu menyerang kini kanan dan sering kali tanpa nama. Jadi pengecut juga sebetulnya. Selain proyek yang gagal dari Jokowi orang akan ingat bahwa buzzer itu justru berkembang biak di era pak Jokowi dan hanya di era pak Jokowi  di era lain nggak ada buzzer," tandasnya.

Rocky menegaskan istilah buzzer ini baru populer di kalangan masyarakat era kekuasaan Jokowi, untuk itu, kata buzzer menurut Rocky Gerung menjadi identik dengan Jokowi.

"Emang kata buzzer kan khas punya Jokowi kan. Kan nggak ada buzzer PDIP, PDIP buzzernya ya kader nya sendiri, Demokrat ada buzzer nggak ada, buzzer Demokrat adalah  kader sendiri, pks jg gtu. Semua partai buzzernya adalah kadernya sendiri. Nah pak Jokowi adalah buzzernya itu  outsource itu," kata dia.

Rocky melanjutkan penggunaan buzzer oleh istana hampir dalam satu dekade terakhir jelas memporak porandakan demokrasi di negara ini, mereka membuat demokrasi tidak berjalan semestinya dan itu tidak sehat.

"Saking tebalnya perisai itu, pak Jokowi nggak punya akses lagi dengan rakyat. Jadi pak Jokowi hanya ingin dengar apa yang oleh buzzer dirumuskan sebagai hal yang baik buat Jokowi," ucap dia.

"Jadi ada bengisnya buzzer-buzzer ini, kenapa? Karena setiap kali ada serangan langsung bisa dikonversi jadi uang. Jadi semakin marah semakin galak buzzer itu semakin dompetnya tebal diisi terus oleh majikannya, itu yang merusak demokrasi," tuturnya.

Rocky mengatakan kehadiran buzzer jelas ditendang keras berbagai tokoh penting di Indonesia.

"Akhirnya buzzer memberi opini publik menguasai surveyor segala macem disewa kiri kanan. Jadi memang ini yang merusak demokrasi ini buzzer. Semua bicara begitu Jusuf Kalla bahkan pernah sangat kejam mengatakan buzzer ini semacam kebiadaban dalam politik," tutur Rocky.  (Populis.id)

Komentar