Rabu, 24 April 2024 | 02:48
COMMUNITY

Kiai Husein Mojokerto: Firaun bukan Kafir, Tapi Mukmin yang Suul Khatimah

Kiai Husein Mojokerto: Firaun bukan Kafir, Tapi Mukmin yang Suul Khatimah
Jenazah Firaun

ASKARA- Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, Kiai Husein Ilyas, meluruskan kebenaran kisah Raja Firaun yang dianggap kafir. Ternyata, Firaun merupakan hamba yang mukmin dan muslim. Sayangnya, ia mati su’ul khatimah.

“Kata Fir artinya menjauh, aun artinya pertolongan Gusti Allah swt. Manusia yang tidak mau ditolong oleh Allah disebut Firaun. Kalau dilihat dari Al-Qur'an apakah Firaun kafir? Jawabannya tidak,” ungkap Kiai Husein dalam tayangan YouTube NU Online, Selasa (30/8/2022).

Pengasuh Pesantren Al Misbhar, Karangnongko, Mojokerto itu menuturkan, Firaun itu orang mukmin-muslim yang matinya su'ul khatimah. Ketika dia hendak tenggelam mengucapkan aamantu (saya beriman). Tapi, tidak diteruskan sampai annahu laailaaha illaa banii israail wa ana minal muslimin, karena Malaikat Jibril tidak rela jika Fir'aun menjadi muslim.

“Makanya Firaun ditenggelamkan di laut Merah, dimasukkan air dan pasir ke mulutnya sehingga dia tidak bisa meneruskan kalimat tersebut. Firaun itu manusia biasa. Tapi, memiliki kekuatan karena bertapa selama 40 tahun,” ungkapnya.

Kiai Husein melanjutkan, ketika itu Malaikat Jibril diperintah oleh Allah swt untuk menemui Firaun yang sedang bertapa. Jibril menyampaikan bahwa Allah memberi rahmat kepada Fir'aun dan mengampuni dosa-dosanya, serta menjadikannya ahli surga.

“Malaikat Jibril berkata kepada Firaun, berbahagialah kamu. Kamu dikasihi Allah, dijadikan ahli surga. Lalu, Firaun menjawab bahwa dia tidak ingin surga. Tidak masalah jika masuk neraka. Penting hidup di dunia segala sesuatu yang diinginkan tercapai, seperti panjang umur dan tidak pernah sakit sama sekali,” jelas Kiai Husein.

Lalu, lanjutnya, Fir'aun diberikan oleh Allah keistimewaan, yaitu tidak ada yang berani kepadanya. Suatu hari, Firaun bertanya kepada gurunya. ‘Guru, aku sudah seperti ini, tidak ada yang berani. Kira-kira apakah ada yang bisa mengalahkan aku?’

Lalu, gurunya menjawab, “Firaun, meskipun kamu tidak ada yang bisa mengalahkan, tapi kamu harus berhati-hati. Musuhmu masih jauh di langit, di bintang surya.

Fir'aun pun bingung, kapan musuhnya itu turun. Sang guru menjawab belum tahu. Nanti kalau sudah turun akan diberikan kabar. Jika bintang surya sudah turun maka musuh Firaun sudah turun ke jagad raya.

Saat bintang surya sudah turun, lalu Firaun bertanya kepada sang guru apakah musuhnya sudah turun. Gurunya menjawab, musuhmu sekarang sudah turun ke jagad raya, bertempat pada seorang laki-laki dewasa.

Bayi di laut

Kemudian, lanjut Kiai Husein, Firaun membuat kebijakan untuk setiap orang yang hamil harus ditunggui. Ketika bayi yang dilahirkan itu lelaki, maka harus dibunuh.

Ternyata Allah memberi kehamilan kepada seorang wanita. Kehamilannya tidak terlihat seperti orang hamil yang perutnya besar. Ketika lahir, bayi tersebut tumbuh sangat cepat. Baru sebentar sudah bisa merangkak, sehingga bapak ibunya merasa bingung.

“Ketika tantara Firaun ronda keliling, mereka bingung bayinya disembunyikan di mana. Lalu, bapak ibu itu berunding untuk menitipkan bayinya ke laut. Menurut mereka jika anak ini pilihan, maka tidak akan mati. Hingga menangislah bapak ibu tersebut melepaskan anaknya,” tutur Kiai Husein.

“Lalu, bayi itu merangkak di laut. Keesokan harinya, bayi tersebut ditemukan oleh seorang nelayan. Lalu, petugas istana mendengar bahwa ada bayi yang ditemukan di laut. Akhirnya dimintalah bayi tersebut dari tangan nelayan,” sambungnya.

Kiai Husein mengungkapkan, ketika melihat bayi tersebut Firaun terkagum-kagum dengan kegagahan bayi tersebut, terlihat imut dan menggemaskan. Ketika Firaun menggendong bayi tersebut tiba-tiba bayi itu memukulnya sampai pingsan. Sampai suatu ketika Firaun ingin memukul bayi tersebut saat tertidur.

“Kemudian istri Firaun bilang, jangan sekali-kali kamu sembrono dengan anak itu. Anak itu ditemukan di laut, kalau kamu memukulnya kamu akan mati tenggelam di laut. Jadi, ketika Firaun sedang sakit hati saat diganggu bayi tersebut, maka Firaun selalu diingatkan oleh istrinya,” pungkas Kiai Husein. (NU Online)

Komentar