ASKARA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, banyak negara terpaksa menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) lantaran naiknya harga minyak dunia yang sudah mencapai US$120 per barel.

Sementara, kata Jokowi, Indonesia masih bertahan untuk tidak menaikkan pertalite. 

"Negara lain yang namanya BBM, bensin itu sudah berada di angka Rp31 ribu per liter. Jerman Singapura Rp31 ribu per liter. Thailand Rp20 ribu per liter. Kita masih Rp7.650 karena disubsidi oleh APBN," kata Jokowi, di Medan, Kamis (7/7).

Naiknya harga minyak dunia dipicu invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, invasi juga menyebabkan pasokan dan harga pangan juga ikut naik. 

"Hati-hati mengenai perang di Ukraina. Karena ini menyangkut pangan dan energi. Pangan minyak dan gas. Yang akan mempengaruhi semua negara di dunia. Hati-hati. Kita saat normal dulu sebelum pandemi harganya US$60 per barel. Sekarang ini US$110 sampai US$120 per barel. Sudah dua kali lipat, hati hati," terangnya.

Akibat kenaikan harga komoditas energi dan pangan, sejumlah negara terancam resesi ekonomi.

"Semua negara tidak berada pada posisi yang aman-aman saja. Hati-hati mengenai ini. Kita sudah 2,5 tahun menghadapi tantangan pandemi Covid-19, dan sampai saat ini belum selesai. Tetap waspada jangan sampai naik lagi, kalau Covid19-nya bisa kita kendalikan, pemulihan ekonomi lebih mudah. Sekarang tambah sulit karena ditambah satu masalah besar yaitu perang di Ukraina," tutur Jokowi.