Senin, 29 April 2024 | 03:39
NEWS

Adian Napitupulu soal Big Data yang Disampaikan Luhut: Rakyat Tak Bisa Diklaim Semena-mena

Adian Napitupulu soal Big Data yang Disampaikan Luhut: Rakyat Tak Bisa Diklaim Semena-mena
Adian Napitupulu (Dok Istimewa)

ASKARA - Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu merespons terkait klaim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang punya Big Data terkait wacana penundaan Pemilu 2024.

Adian yang juga Sekjen Perhimpunan Nasioanal Aktivis 98 (PENA 98) itu mempertanyakan paparan ilmiah Big Data yang dipaparkan Luhut dalam perbincangan dengan Deddy Corbuzier di YouTube itu. 

Dikatakan Adian, paparan Big Data berbeda dari paparan survei yang lengkap. Kata dia, Big Data hanya disampaikan dalam pernyataan politisi tanpa publikasi resmi yang detail di semua media hanya disebutkan "Data dari 100 juta pengguna sosial media dan 60 persen mendukung, 40 persen menolak"

"Sama sekali tidak disebutkan data tersebut dari Big Data berasal Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, Snapchat atau apa?" kata Adian dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (13/3). 

Adian menjelaskan, dalam penyampaian hasil Big Data juga tidak ada paparan yang secara ilmiah menjelaskan bagaimana metodeloginya, asal angka 100 juta itu dari mana dan rentang waktu berapa lama, jenis kelamin, tingkat ekonomi, wilayah hingga margin error termasuk lembaga mana yang mengelola Big Data tersebut.

Adian pun mempertanyakan lembaga yang mengelola Big Data itu termasuk lembaga independen, BIN, BRIN, Menkominfo, Badan Siber atau lainnya.

"Sebagaimana paparan hasil survei yang lengkap dan detail hingga kadang bisa sampai 25 bahkan 40 halaman," kata dia. Adian 

Adian menyebutkan bahwa paparan tersebut sangat penting. 

"Rakyat tidak bisa diklaim semena-mena, seolah semua atas kehendak rakyat sementara berdasarkan data, total rakyat pengguna internet di Indonesia ada sekitar 201,8 juta jiwa dari 273,87 juta jiwa atau sekitar 73,7 persen," terangnya.

Adian juga menyebut pengguna sosial media yang menjadi dasar pengambilan data terdiri dari 139 juta pengguna YouTube, 130 juta pengguna Facebook, 99 juta pengguna Instagram, 92 juta pengguna TikTok dan 18 juta pengguna Twitter.

Di mana total 478 juta akun sosial media atau hampir dua setengah kali jumlah penduduk pengguna internet di Indonesia.

"Baiklah kita tunggu sama sama paparan ilmiah dari instansi yang mengelola dan menganalisa Big Data tersebut, semoga ada dan objektif," ujarnya.

Komentar