Jumat, 17 Mei 2024 | 16:34
OPINI

Love Story Gadis Desa Yang Buta Aksara

Love Story Gadis Desa Yang Buta Aksara
Mak Ani, Bunda Mang Ucup

Oleh: Mang Ucup *)

Selama hidupnya ia belum pernah mendapatkan kiriman Bunga ataupun hadiah Coklat. Hanya terkadang saja dibelikan Mie goreng kesukaannya. Ia belum pernah diajak berlibur ke luar kota. Maklum suaminya hanya sekedar  montir bengkel biasa. Untuk membesarkan kelima anak-anaknya tanpa harus menggerutu kepada sang suami.

Ia berusaha untuk berjuang sendiri dengan jualan bakcang untuk menghidupi kelima anak-anaknya. Ia tidak pernah mengeluh hanya terkadang saja menangis dan berdoa kepada Tuhan.

Apabila ia tidak mampu membayar iuran sekolah untuk kelima anak-anaknya. Boro-boro ada ungkapan kata “I Love You” ataupun kata Sayang lainnya seperti Darling. Bahkan sebutan atau panggilan yang lazim diucapkan oleh sang suami adalah ‘JAH”. Singkatan dari nama “Gajah” maklum badannya yang gempal.

Namun ia merasakan adanya ikatan rasa kasih yang sangat besar dan dalam sekali dari suaminya. Sehingga setiap kali mereka berdoa, mereka saling berpegang tangan satu dengan yang lain.

Saat ia sedang mendapatkan kesulitan untuk menutupi biaya hidup sudah sangat berat sekali. Tanpa bisa ditahan lagi ia mengeluarkan air matanya pada saat mereka doa bersama. Air mata tersebut jatuh menetes membasahi tangan suaminya.

Rupanya suaminya sadar, bahwa penderitaan istrinya itu sangat berat, sehingga menangis pada saat mereka berdoa. Disitulah tanpa mengucapkan sepatah katapun ia memeluk dan membelai kepala sang istri dengan lembut dan penuh rasa  kasih sayang untuk menghibur sang istri. Saat suaminya meninggal ia merasa sangat kehilangan sekali, sehingga ia tidak mau menerima kenyataan, bahwa suaminya sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Bahkan secara tidak sadar ia sering menanyakan berulang kali kepada putrinya: “Kapan Babah pulang?" Ia tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat suaminya pasti akan pulang balik kembali. Ia menunggu tepat selama satu tahun penuh dan hanya beda satu hari saja; dimana akhirnya istrinya menyusul sang suami ke alam baka.

Itulah Love Story yang sangat sederhana dari perempuan yang sederhana dan buta aksara pula, maklum ia lahir dan besar dan di desa klutuk Ciranjang. Love Story yang sederhana dari perempuan yang sangat sederhana. Namun memiliki rasa kasih sangat besar sehingga saat inipun saya sangat kehilangan Mak Anie

Untuk mengasihi seseorang kita tidak perlu memiliki gelar maupun pendidikan tinggi. Kasih yang murni dan tulus tidak perlu didongkrak dengan kata-kata puitis yang indah.

Kisah di atas adalah adalah Love Story dari Babah Awat dan Mak Anie (ortu) pada saat muda mereka. Dimana hingga saat ini saya merasa sangat kehilangan mereka.

*) Menetap di Amsterdam, Belanda

Komentar