Rabu, 08 Mei 2024 | 13:38
NEWS

Pengamat: Tanda-tanda Kampanye Hitam Pilpres 2024 Mulai Terlihat

Pengamat: Tanda-tanda Kampanye Hitam Pilpres 2024 Mulai Terlihat
Kampanya Hitam (Dok MediaIndonesia.com)

ASKARA - Keriuhan dan tensi politik di Tanah Air mulai menghangat menyusul dimulainya proses perjalanan menuju pemilu 2024. 

Meski pelaksanaan masih relatif jauh, tanda-tanda mulainya gesekan perlahan mulai terlihat. Hal itu bisa dibaca dari sejumlah aksi kampanye hitam terhadap sosok yang potensial untuk maju pada kontestasi tersebut.

Direktur Eksekutif Indopol Survey and Consulting, Ratno Sulistiyanto berharap, masyarakat bisa mencerna informasi yang masuk dan tidak termakan kampanye hitam atau black campaign.

“Bagi bangsa yang menjunjung tinggi moral, maka kita harus menolak adanya black campaign. Artinya, berpolitik harus santun dan bermoral, tidak menghalalkan segala cara,” ujar Ratno Sulistiyanto dalam keterangannya, Sabtu (25/12) 

Dikatakan Ratno, masyarakat berhak untuk tahu latar belakang figur-figur yang akan maju tersebut. Namun semua menjadi masalah jika informasi yang beredar tak sesuai dengan fakta.

"Dalam demokrasi wajar, apalagi di ruang digital. Tetapi, yang menjadi persoalan adalah apakah itu benar dan fakta. Kalau tidak benar dan tidak ada fakta, kategorinya kan sudah fitnah, black campaign,” kata Ratno.

Menurut Ratno, isu perselingkuhan Rifa Handayani dengan seorang petinggi partai berinisial AH bisa disebut bentuk lain dari kampanye hitam untuk menggagalkan pencalonan pihak yang terlibat di dalam kasus tersebut.

Dia menjelaskan, apabila isu itu terus bergulir hingga tiga bulan ke depan, elektabilitas AH dalam survei-survei berpotensi mengalami penurunan secara signifikan. 

Dengan demikian, partai pengusung pun akan menimbang ulang pencalonannya sebagai presiden.

Ratno berpandangan, mengedepankan etika sebagai panduan dalam gerak politik di Tanah Air sudah menjadi keharusan, karena masyarakat berhak mendapatkan calon terbaik, dengan melihat kepada rekam jejak yang telah dilakukan. 

Masyarakat berhak mendapat informasi sehat dan mencerahkan, bukan informasi fitnah yang jauh dari fakta, seperti yang pernah terjadi di kontestasi sebelumnya.

"Yang jelas sangat ini dinamika politik (tahun 2022) sudah mulai terasa, khususnya terhadap calon-calon pemimpin yang mau bertarung di Pemilu 2024," tandasnya.

Komentar