Kamis, 25 April 2024 | 08:06
NEWS

Semeru Meletus Pertanda Apa?

Semeru Meletus Pertanda Apa?
Erupsi Semeru (Dok Istimewa)

ASKARA - Gunung Semeru dengan puncak bernama Mahameru (3.676 mdpl) adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. 

Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.

Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Sebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.

Jonggring Saloko dalam bahasa Sanskerta adalah “Meru Agung”. Meru berarti pusat dari alam semesta, baik secara fisik maupun spiritual. Sedangkan Agung berarti sangat besar atau bisa juga diartikan Maha. Dari sinilah kemudian puncak Gunung Semeru diberi nama Mahameru.

Orang Eropa pertama yang mendaki gunung ini adalah Clignet dan Winny Brigita (1838), seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda. Mereka menempuh jalur dari sebelah barat daya melalui Widodaren. 

Selanjutnya Junghuhn (1945), seorang ahli botani berkebangsaan Belanda, mendaki dari utara lewat gunung Ayek-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. 

Pada tahun 1911, Van Gogh dan Heim melalui lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranu Pani dan Ranu Kumbolo hingga saat ini.

Dalam sejarah dan mitos Gunung Semeru dikisahkan, kehadiran Mahameru di timur Jawa melahirkan gunung-gunung lain yang lebih kecil. Beberapa di antaranya Gunung Lawu, Gunung Kelud, Gunung Wilis, Gunung Kawi, Gunung Arjuna dan Gunung Kemukus. 

Mungkin karena inilah Gunung Semeru dianggap menjadi gunung yang paling agung. Bahkan sejarah dan mitos Gunung Semeru juga menceritakan bahwa gunung ini adalah bapak dari Gunung Agung Bali.

Gunung Semeru atau kerap juga disebut Mahameru menjadi salah satu gunung yang paling dikeramatkan oleh masyarakat Jawa. Banyak cerita yang menyebutkan tentang asal-usul nama Mahameru ini tak lepas dari kepercayaan penganut Hindu pada masanya.

Dalam sebuah kitab kuno berjudul Tantu Pagelaran yang ditulis pada abad ke-15, dijelaskan asal usul adanya Gunung Semeru di Pulau Jawa. Sejarah dan mitos Gunung Semeru mengatakan konon dulunya Pulau Jawa sempat terapung dan terombang-ambing tak tentu arah di tengah lautan. 

Menurut kepercayaan yang beredar, saat itulah Dewa Shiwa berusaha untuk “memaku” Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru ke Pulau Jawa.

Hyang Shiwa yang merupakan dewa tertinggi dalam ajaran Hindu konon memindahkan Gunung Mahameru Bharatawarsa India ke Pulau Jawa dengan bantuan Dewa Wisnu yang menjelma sebagai kura-kura raksasa dan Dewa Brahma yang menjelma sebagai ular sangat panjang.

Gunung Meru ini ditancapkan di sisi barat barat Pulau Jawa. Namun karena berat sebelah, maka sebagian Gunung Meru ditancapkan di sisi timur Pulau Jawa. Gunung di sisi barat Jawa kini diberi nama Gunung Pananggungan, sedangkan yang di sisi timur Jawa bernama Semeru atau Mahameru.

Sejumlah misteri kerap menyelimuti wilayah Gunung Semeru, seperti halnya sebelum terjadi letusan Sabtu lalu (4/11), dimana warga sekitar sudah melihat ada keanehan di aliran sungai di kaki gunung.

Air yang mengalir jernih tiba-tiba berubah kecokelatan dan mendadak debit meninggi. Meski ada fenomena tersebut, warga belum menyadari akan ada letusan besar dari Gunung Semeru.

Akan tetapi setelah melihat keanehan tersebut, warga mulai merasakan gempa kecil lalu tak lama kemudian suara dentuman terdengar.

Menurut pengamat spiritual Ki Bowo Dadigaro, letusan Semeru sejatinya untuk mengingatkan manusia untuk selalu ingat akan Sang Pencipta dan untuk para pemimpin negeri agar eling lan waspada

"Setiap perilaku yang menyimpang dari para pemimpin, cepat atau lambat akan direspons oleh alam semesta, untuk itu sadarlah dan berbuat baiklah untuk rakyat dan jangan sengsarakan rakyat karena ibu pertiwi sedang lara," imbuh Ki Dadigaro. 

Komentar