Jumat, 19 April 2024 | 12:39
NEWS

Musim Hujan Datang Lebih Awal di Wilayah Ini, BMKG Peringatkan Adanya Potensi Cuaca Ekstrem

Musim Hujan Datang Lebih Awal di Wilayah Ini, BMKG Peringatkan Adanya Potensi Cuaca Ekstrem
Ilustrasi cuaca ekstrem (Dok Pixabay)

ASKARA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, awal musim hujan tahun 2021-2022 terjadi pada bulan September-Oktober 2021.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan, akan adanya potensi bencana terkait dengan prediksi tersebut.

“BMKG memperingatkan adanya potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi menyusul prediksi musim hujan yang akan datang lebih awal dari normalnya atau biasanya pada tahun 2021 ini,” kata Dwikorita, Kamis (26/8). 

Menurut prediksi BMKG, sejumlah daerah di Indonesia juga akan mengalami intensitas hujan yang lebih tinggi dibanding yang lainnya. Wilayah tersebut yakni, sebagian Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur bagian barat hingga selatan, Sulawesi, Maluku Utara bagian barat, Pulau Seram bagian selatan, dan Papua bagian selatan.

Untuk itu, BMKG mengimbau pemerintah setempat dan masyarakat untuk mewaspadai, mengantisipasi, dan melakukan aksi mitigasi lebih awal guna menghindari dan mengurangi risiko bencana.

Selain itu, BMKG memprediksi anomali iklim La Nina akan berpotensi terjadi pada Desember akhir tahun 2021 ini. BMKG pun mengingatkan akan adanya potensi cuaca ekstrem.

Dwikorita mengatakan, saat ini El Nino masih dalam kondisi netral. 

"Nah, kalau berikutnya kita perlu memperhatikan apakah ada peluang atau ada kemungkinan terjadinya apa anomali iklim ya atau terjadinya El Nino Oscillation dan Indian Ocean Dipole,” katanya. 

Dikatakan, El Nino Southern Oscillation ataupun Indian Ocean Dipole ini yang mempengaruhi faktor iklim di Indonesia. 

“Keduanya adalah faktor iklim yang penting yang mempengaruhi variabilitas curah hujan di Indonesia terutama pada skala waktu inter annual, antar antar tahun ya, inter annual ya,” lanjutnya.

Namun, Dwikorita mengungkapkan dari parameter anomali iklim Global di wilayah Indonesia akan berpotensi terjadi La Nina pada akhir tahun ini. 

“Namun berdasarkan pemantauan parameter anomali iklim Global oleh BMKG dan institusi-institusi Internasional lainnya terdapat indikasi atau gejala atau peluang bahwa kondisi netral tersebut akan berkembang menjadi La Nina pada akhir tahun 2021 yaitu diperkirakan di sekitar bulan Desember ya. Sekitar, akhir tahun jadi sekitar bulan Desember diperkirakan ada peluang untuk terjadi La Nina,” ungkap Dwikorita.

Pada tahun lalu, Indonesia juga terdampak dari anomali iklim La Nina dimana terjadi peningkatan curah hujan bahkan sampai 80 persen. 

“La Nina itu artinya seperti tahun lalu, terjadi peningkatan atau lonjakan aliran massa udara basah berasal dari Samudra Pasifik menuju ke perairan di Indonesia. Sehingga curah hujan di Indonesia berpotensi mengalami peningkatan,” papar Dwikorita.

“Tahun lalu meningkat hingga 40 persen, bahkan di beberapa wilayah sampai 80 persen. Ini ada peluang akan terjadi kembali di akhir tahun nanti,” katanya.

Dwikorita mengatakan sampai akhir 2021 yang berpeluang terjadi adalah penambahan aliran massa udara basah dari Samudra Pasifik yang sering yang tahun lalu pernah dialami yang disebut sebagai La Nina.

"Oleh karena itu sekali lagi meminta menghimbau masyarakat untuk lebih mewaspadai kejadian cuaca ekstrim akibat periodik majunya musim hujan akibat ada beberapa wilayah yang masih hujannya lebih basah dari normalnya,” paparnya.

Kemudian, tambah Dwikorita, juga diperparah di akhir tahun adanya peluang La Nina di akhir tahun. 

“Nah, itu semua potensi menimbulkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai kilat dan petir angin puting beliung terutama di masa peralihan ya, sekitar saat ini Agustus menuju September ini,” pungkasnya.

Komentar