Kamis, 25 April 2024 | 05:40
OPINI

Mang Ucup Mr Hopeless

Mang Ucup Mr Hopeless
Ilustrasi

Oleh: Mang Ucup *)

Setiap manusia punya harapan dan itu sangat wajar sekali. Harapan selalu berkaitan dengan masa depan. Namun disisi lain tidak semua harapan bisa terkabulkan. Jadi harus siap dari awal mula akan kegagalan alias kekecewaan yang akan diterima.

Saat kita menikah kita mengharap perkawinan kita bisa abadi, namun kenyataannya boro-boro bisa abadi, belum juga tiga tahun sudah diakhiri dengan perceraian; jumlah tingkat perceraian di Indonesia 6 persen.Maklum pasangan yang dinikahi tidak bisa memenuhi sesuai dengan harapan kita.

Ketika saya bekerja di IBM Jerman sebagai Sales Director, kami menysusun Forecast Planning (harapan) untuk 10 tahun mendatang, namun pada saat ini untuk menyusun sampai satu tahun mendatang pun seringkali gagal!

Ketika saya masih muda mengharap bisa mencapai usia 80 tahun. Namun sekarang saat adanya Covid ini untuk mengharap bisa hidup sampai bulan depan saja masih Maybe.

Apakah mang Ucup dalam usia 80 tahun ini masih punya harapan? Paling-paling harapan bisa naik surga, sebab harapan apalagi yang bisa saya inginkan selainnya kesehatan.

Aneh tapi nyata banyak lansia yang masih berambisi dan mengharap bisa jadi miliarder, namun kalau kita pikir secara nyata, kita sebagai lansia sudah tidak butuh apa-apa lagi selainnya makan sehari-hari.

Jadi buat apa punya uang miliar juga toh tidak akan ada gunanya hanya akan dijadikan pajangan di buku tabungan saja.

Bahkan masih banyak yang melakukan kebodohan sehingga masih tetap bersedia dan mau bekerja siang malam hanya untuk mengejar DUIT (harapan) namun di sisi lain mengorbankan kesehatannya sendiri.

Uang yang saya dapatkan dan terima sudah lebih dari cukup maka dari itu daripada dikumpulan hanya sekedar untuk memenuhi harapan jadi kaya lebih baik diamalkan.Jadi tidaklah salah apabila saya menilai bahwa mang ucup itu sudah benar-benar Hopeless Tulen.

Eh masih ada yang terlupakan ialah masih mengharap untuk bisa masuk Surga, sebab untuk bisa masuk liang lahat sih tidak perlu diharapkan lagi karena udah pasti dari sananya.

*) Menetap di Amsterdam, Belanda

Komentar