Rabu, 24 April 2024 | 14:59
NEWS

Minta Maaf Soal Dana Hihab Rp2 Triliun, Kapolda Sumsel: Kelemahan Saya Sebagai Individu

Minta Maaf Soal Dana Hihab Rp2 Triliun, Kapolda Sumsel: Kelemahan Saya Sebagai Individu
Bantuan dari almarhum Akido Tio sebesar Rp2 triliun (Dok Istimewa)

ASKARA - Permohonan maaf secara langsung disampaikan Kapolda Sumatra Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri kepada seluruh masyarakat terkait dana hibah Rp2 triliun dari almarhum Akidi Tio. 

"Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Kapolri, Pimpinan di Mabes Polri, anggota Polri, masyarakat Sumsel, tokoh agama dan tokoh adat termasuk Forkompinda Sumsel, Gubernur, Pangdam dan Danrem," kata Eko Indra di gedung promoter Mapolda Sumsel di Palembang, Kamis (5/80. 

Indra Eko mengakui, kesalahan ada pada dirinya secara pribadi karena tidak berhati-hati dalam memastikan donasi yang diproyeksikan untuk penanggulangan Covid-19 Sumatra Selatan yang dimandatkan kepadanya tersebut sampai akhirnya menimbulkan kegaduhan.

"Kegaduhan yang terjadi dapat dikatakan sebagai kelemahan saya sebagai individu. Saya sebagai manusia biasa memohon maaf, Ini terjadi akibat ketidakhati-hatian saya," ujarnya.

Kegaduhan dana hibah tersebut bermula saat itu dirinya dihubungi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatara Selatan, Lesty Nurainy dan dokter keluarga almarhum Akidi Tio, Hardi Darmawan di rumah dinasnya, Jumat (23/7) lalu untuk membicarakan pemberian donasi.

"Saat itu saya sebagai kapolda hanya dipercayakan untuk menyalurkan bantuan ini uangnya diminta untuk dikawal transparansinya saja," terangnya.

Namun, lantaran kepercayaan terhadap inisiasi kemanusiaan tersebut membuat Indra Eko tidak terlalu mendalami kepastiannya, sebab sudah diyakinkan uang tersebut tinggal diproses pencairannya saja.

Hingga akhirnya sampai saat ini uang tersebut masih belum jelas keberadaannya dan berujung kepelikan bagi kedua belah pihak.

Indra Eko menjelaskan, sama sekali tidak mengenal anak perempuan almarhum Akidi Tio yang bernama Heryanti melainkan hanya mengenal ayahnya dan anak sulungnya yang bernama Johan saja.

"Saya hanya kenal dengan Akidi Tio saat di Palembang dan Johan saat saya bertugas di Aceh Timur, sedangkan Heriyanti saya sama sekali tidak kenal dia," tandasnya.(ant/jpnn)

Komentar