Selasa, 23 April 2024 | 15:08
JAYA SUPRANA

Bangga Menjadi Warga Indonesia

Bangga Menjadi Warga Indonesia
Jaya Suprana (Dok Pribadi)

Sejak awal 2020 sampai saat naskah ini ditulis, bangsa Indonesia sedang dirundung prihatin menghadapi masa kegelapan akibat pagebluk Corona. Kegelapan malah makin dipergelap oleh sepak-terjang mereka yang gemar mengail di air keruh bahkan sambil memperkeruh air yang sudah keruh. 

Mulai dari yang tega menjual vaksin, menimbun dan melangitkan harga oksigen, mahal menjual tes PCR, korupsi bansos, menggembosi KPK, warga net asyik menghujat dan memfitnah, sampai ke janji kosong sumbangsih dua triliun. Saya malu menjadi warga Indonesia.

Terang

Namun marilah jangan kita hanya mencari sisi gelap belaka sebab masih ada sinar terang di atas kegelapan. Misalnya bakti kemanusiaan secara sepi ing pamrih, rame ing gawe yang nyata dilakukan para pejuang kemanusiaan tergabung di PMI, Gus Durian, Muhammadiyah, NU, Warga Bantu Warga, Patungan Rakyat, ECOSOC, Yayasan Budha Tsu Chi, INTI, PITI, Eka Tjipta Foundation, GP Jamu, SONJO, WALHI, Djarum, BCA, para arisan ibu-ibu, warga RT dan RW, UPC, Forum Academia NTT, para polisi dan TNI bertugas turun ke lapangan dan lain-lain dan selanjutnya secara tak terhingga batasan maksimalnya sehingga mustahil menyebut satu persatu nama secara lengkap. 

Mohon dimaafkan bahwa di dalam naskah sederhana dengan keterbatasan ruang ini, ada bahkan banyak nama pejuang kemanusiaan yang belum saya sebut. 

Nakes

Dan tentu saja mohon jangan dilupakan mahajasa para dokter, perawat, karyawan rumah sakit, pengemudi ambulans, petugas pemakaman yang mempertaruhkan nyawa di front terdepan di kancah pertempuran melawan virus Corona dengan segenap varian mutannya. 

Segenap pejuang kemanusiaan itu bukan mempolitisir namun mengejawantahkan Pancasila secara benar-benar nyata menjadi kenyataan. Saya bangga menjadi warga Indonesia! MERDEKA!

Komentar