Sabtu, 20 April 2024 | 22:27
COMMUNITY

Ayo Sayangi Dirimu dan Keluargamu !

Cerita Mahasiswa RI di India, Tentang Tsunami Covid-19

Cerita Mahasiswa RI di India, Tentang Tsunami Covid-19
Pasien Covid-19 di India dirawat dalam bajaj. (reuter)

ASKARA - Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) kini berada di tengah gelombang besar tsunami Covid -19. Mereka menjadi saksi mata dari ledakan kasus, masyarakat berebut rumah sakit, hingga korban Covid -19 bergelimpangan.

Seorang WNI yang merupakan mahasiswa Jawaharlal Nehru University (JNU), Mohd. Agoes Aufiya menjelaskan, berita-berita yang beredar seputar ledakan kasus Covid -19 di India adalah nyata. Ia menyebut, dalam laporan 24 jam terakhir, India masih memecahkan rekor kasus Covid -19 dengan total pasien terkonfirmasi 379 ribu orang.

"Ketersediaan Covid -19 ICU bed rumah sakit yang ada di kota New Delhi untuk tempat tidur ICU dari 4.821 yang tersedia, yang sudah digunakan atau terpakai yaitu 4.803 sehingga hanya 18 tempat tidur ICU yang tersisa," ujarnya dalam diskusi daring, Kamis (29/4/2021).

Ungkapnya, tak sedikit pasien Covid -19 yang sudah kritis tak kunjung mendapatkan penanganan rumah sakit sampai meninggal dunia.

"Memang banyak sekali warga India, terutama di kota New Delhi mencoba melakukan perawatan di rumah sakit ini sudah overload, tidak bisa menampung lagi," imbuh Agoes.

"Sejauh ini kita memiliki grup Whatsapp yang dikelola Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di New Delhi. Di sanalah kita berbagi informasi. Sebelumnya, KBRI sudah menerbitkan surat imbauan pada WNI di rumah dan menaati protokol kesehatan," ujar Agoes.

Perihal kebutuhan logistik, Agoes merasa WNI dalam kebutuhan aman. Meski  sedang lockdown, mereka masih diperbolehkan keluar rumah untuk membeli kebutuhan makanan di toko-toko dekat rumah. Cara lainnya, mereka bisa memesan makanan untuk diantar ke rumah.

"Sekarang (lockdown) diperpanjang 27 April-3 Mei. Sepertinya akan terus berlanjut jika kasus terus meningkat. Tidak semua orang bisa keluar dari rumah, hanya beberapa penting saja seperti membeli sembako, sayur-sayuran, buah-buahan. Kalau ingin keluar rumah harus menggunakan e-Pass atau izin tertentu diperkenankan pemerintah," pungkasnya.

Komentar