Jumat, 10 Mei 2024 | 02:55
NEWS

Mengenang Ketika Letjen Doni Munardo Menggebrak Meja di Awal Pandemi

Mengenang Ketika Letjen Doni Munardo Menggebrak Meja di Awal Pandemi
Letjen Doni Munardo (Dok Istimewa)

ASKARA - Situasi awal ketika Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi atau wabah diungkapkan Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo.

Suryo, sapaannya bercerita dalam dialog virtual bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Selasa (16/3).

Saat itu, kata Suryo, pada 11 Maret 2020 warga di 110 negara telah dinyatakan terpapar Covid-19

"WHO untuk pertama kalinya menetapkan bahwa ini pandemi kedua setelah satu abad yang lalu," katanya.

Menurut Suryo, tidak ada satu orang pun yang bahkan pernah mengalami pandemi flu Spanyol.

"Jadi situasi seluruh dunia, sangat menegangkan dan menakutkan," ujarnya.

Suryo kemudian menjelaskan situasi rapat Satgas Penanganan Covid-19 dengan tim pakar saat itu. Menurut Suryo, Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo meminta tim pakar merumuskan langkah dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.

Suryo juga memaparkan kejadian saat Letjen Doni Monardo menggebrak meja untuk mencari solusi dalam menangani Covid-19 di masa itu.

"Saya masih ingat bagaimana Pak Doni itu menggebrak meja dan berkata 'kita bukan sedang menghadapi bencana, kita sedang menghadapi krisis kemanusiaan jadi untuk tidak berlama-lama ambil keputusan'," cerita Suryo.

Situasi darurat itu muncul saat lonjakan kasus positif Covid-19 terjadi namun ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan reagen untuk tes masih sangat terbatas.

"Amerika dan Eropa bahkan tidak punya APD, mereka sampai ngemis-ngemis ke Korea Selatan untuk minta APD," lanjut Suryo.

Dalam diskusi yang disiarkan langsung secara daring dari Graha BNPB ini, turut hadir Tenaga Ahli Menteri Kesehatan Bidang Penanganan Covid-19 Andani Eka Putra, dan Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Prasinta Dewi sebagai narasumber untuk membahas pengambilan keputusan dalam situasi darurat. (jpnn)

 

Komentar