Jumat, 19 April 2024 | 05:17
NEWS

Kemenkes Pastikan Vaksin Sinovac Tidak Timbulkan Efek Samping Berat

Kemenkes Pastikan Vaksin Sinovac Tidak Timbulkan Efek Samping Berat
Ilustrasi. (Shutterstock)

ASKARA - Kementerian Kesehatan memastikan beberapa laporan kejadian medis yang tidak diinginkan setelah pemberian imunisasi vaksin Covid-19, seperti pingsan atau kejang-kejang bukan termasuk kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menuturan, penyebab laporan pingsan dan kejang-kejang tersebut ternyata karena faktor lain setelah diperiksa lebih lanjut.

"Jadi banyak itu stres pasca penerimaan imunisasi karena mungkin kecemasan berlebihan mendapatkan vaksin, ada yang pingsan dan kejang-kejang. Tapi setelah penanganan tidak ada hubungannya dengan vaksinasi," jelasnya kepada media, Senin (22/2).

Dokter Nadia menyatakan bahwa sejauh ini efek samping terhadap penerima vaksin Sinovac hanya menimbulkan reaksi medis yang ringan. Umumnya fek samping vaksin Sinovac dari hasil uji klinis tersebut adalah demam, nyeri ringan dan sedikit kelelahan.

"Sebenarnya tidak ada kejadian efek samping yang berat, rata-rata efek samping ringan saja," katanya.

Vaksin Sinovac merupakan salah satu vaksin Covid-19 yang yang dipakai Indonesia untuk vaksinasi Covid-19. Sebanyak 3 juta dosis telah disebarkan di seluruh Tanah Air.

Sejauh ini pemerintah telah memvaksin tahap pertama kepada tenaga kesehatan sebanyak 1.227.918 orang pada dosis pertama dan 736.710 orang pada dosis kedua, dari total 1.468.764 nakes sasaran vaksinasi tahap pertama.

Pemerintah melanjutkan vaksinasi Covid-19 tahap kedua dengan sasaran kelompok umur dan profesi pada Rabu (17/2) hingga dua bulan ke depan. Jumlah sasaran vaksinasi tahap kedua ini sebanyak 38.513.446 orang yang terdiri dari 21 juta orang lanjut usia di atas 60 tahun dan 17 juta kelompok profesi.

Komentar