Jumat, 26 April 2024 | 04:42
OPINI

Naga – Liong Sang Pembawa Hoki

Naga – Liong Sang Pembawa Hoki
Ilustrasi Naga (Liong)

Naga Tiongkok atau Liong (龙 long) adalah makhluk legenda dalam mitos dan budaya rakyat Cina. Kehadiran naga dalam budaya Tionghoa berawal dari beberapa ribu tahun yang lalu melalui penemuan patung naga yang berasal dari milenium kelima SM dari budaya Yangshao di Henan pada tahun 1987.

Di Eropa orang menilai Naga sebagai makhluk jahat begitu juga dalam Alkitab: Seekor naga yang hidup di laut dengan berbagai kepala, yang dihancurkan oleh Yahwe, (Mazm 74:13-14). Sedangkan di Tiongkok dianggap sebagai Dewa pelindung, yang bisa memberikan rejeki, kekuatan, kesuburan dan juga air. Air di Tiongkok merupakan lambang rejeki, karena kebanyakan dari mereka hidup dari bercocok tanam, maka dari itu mereka sangat menggantungkan hidupnya dari air.

Naga tidak selalu dihormati, sebab apabila ada musim kemarau berkepanjangan, maka para petani mengadakan upacara menjemur naga yang dibuat dari tanah liat untuk membalas dendam atau mendemo sang Naga yang tidak mau menurunkan hujan, seakan-akan kaum tani tersebut ingin menyatakan "rasain lho kering dan panasnya musim kemarau ini!".

Banyak orang Tionghoa memakai istilah "Keturunan Naga" sebagai lambang identitas mereka. Bahkan digunakan sebagai nama yang membawakan Hoki misalnya Liem Sui Liong. Dalam sejarah, naga merupakan lambang Maharaja China.

Pada zaman Dinasti Zhou, naga berkuku lima diuntukkan kepada Putera Kayangan (Maharaja), naga berkuku empat untuk golongan bangsawan, dan naga berkuku tiga untuk para menteri. Maka tidakah heran di zaman kuno jika seorang petani terlihat memakai simbol naga berjari 5, dia akan segera dihukum mati.

Naga itu memiliki empat macam warna: kuning, hijau, biru dan merah. Dari warna naga tersebut kita bisa melihat kesaktiannya, naga warna kuning adalah naga yang melambangkan raja. Orang-orang melukis bentuk naga yang merupakan gabungan dari sembilan macam hewan misalnya tanduknya menyerupai rusa jantan, kepalanya menyerupai unta, matanya iblis, lehernya ular, perutnya menyerupai kerang, sisiknya ikan gurame, cakarnya seperti rajawali, telapaknya seperti telapak tangan harimau, telinganya dari sapi. Di atas kepalanya ia memiliki sesuatu yang seperti benjolan besar (benjolan besar), yang disebut [chimu]. Jika naga tidak memiliki [chimu], dia tidak bisa naik ke langit.

Berdasarkan Shio Naga merupakan Shio yang terkuat dan paling beruntung dalam Zodiak atau astrologi Tionghoa. Maka dari itu banyak pasangan akan merasa sangat bahagia apabila puteranya bisa lahir di tahun Naga. Tarian Naga – Liang Liong (wu long) adalah yang sering dilakukan selama Tahun Baru Imlek sudah dikenal sejak Dinasti Han.

Panjang normal dan ukuran tubuh yang direkomendasikan untuk naga adalah 34 meter dan dibagi menjadi 9 bagian utama. Karena adanya mitos bahwa semakin panjang Naga itu, semakin banyak keberuntungan yang akan didapatnya. Rekor dunia untuk naga terpanjang adalah 5.605 meter ditetapkan di Hong Kong pada 1 Oktober 2012.

Berdasarkan tradisi setelah Cap Go Meh, boneka kertas naga harus dibakar. Sedangkan lomba perahu Naga biasanya dirayakan pada hari Raya Festival Peh Cun dalam Bahasa Hokian ("mendayung perahu").Festival ini dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek.

Ada sembilan jenis Naga dalam pandangan Tiongkok kuno. Diantaranya adalah sebagai berikut:

• Tianlong adalah naga langit yang menarik kereta para dewa dan menjaga istana-istana mereka.

• Shenlong, Dewa pengendali angin dan hujan.

• Fucanglong, adalah dunia bawah naga yang menjaga harta karun.

• Dilong, adalah naga bumi yang tugasnya adalah untuk memimpin sungai dan sungai.

• Yinglong, adalah yang tertua dari semua naga timur dan satu-satunya naga dengan sayap.

• Qiulong, dianggap naga terkuat.

• Panlong, adalah naga air diyakini sebagian besar mendiami danau Timur.

• Huanglong adalah Naga Kuning yang sekali muncul dari Sungai Luo.

• Long Wang adalah Raja Naga yang berkuasa atas masing-masing empat lautan.

https://www.youtube.com/watch?v=jEI6czGW4c4

Meng Ucup

Menetap di Amsterdam, Belanda

Komentar