Sabtu, 20 April 2024 | 19:04
NEWS

Kematian Tenaga Kesehatan Tertinggi di Asia, Begini Respons IDI

Kematian Tenaga Kesehatan Tertinggi di Asia, Begini Respons IDI
Tenaga Medis Covid-19 (Dok Paolo Miranda-BBC).

ASKARA - Tenaga medis menjadi garda terdepan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Perjuangan dan pengorbanan mereka patut diapresiasi. Karena tak sedikit yang terjangkit dan meninggal akibat corona.

Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan, bahwa tingkat kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia.

Jika dilihat berdasarkan perbandingan statistik testing dan populasi, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia masuk ke dalam tiga besar di seluruh dunia. 

"Sepanjang bulan Desember 2020 mencatat 53 kasus kematian dokter," kata Ketua Umum Tim Mitigasi Pengurus Besar IDI (PB IDI), Adib Khumaidi dalam keterangan tertulis, Jumat (29/1).

Sejak Maret 2020 atau pada saat kasus pertama Covid-19 muncul di Indonesia hingga Januari 2021, terdapat 647 petugas medis dan kesehatan yang gugur akibat terinfeksi virus corona.

Jumlah itu terdiri atas 289 dokter (16 guru besar) dan 27 dokter gigi (3 guru besar), 221 perawat, 84 bidan, 11 apoteker, dan 15 tenaga lab medik.

Adapun para dokter yang meninggal terdiri atas 161 dokter umum (4 guru besar), dan 123 dokter spesialis (12 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 26 IDI Wilayah (provinsi) dan 116 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).

Data itu dirangkum Tim Mitigasi IDI dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).

IDI meminta pemerintah meningkatkan kapasitas tes dan penelusuran kontak secara serentak untuk mendiagnosis secara cepat kasus-kasus positif di tengah masyarakat dan memutus rantai penularan.

"Saat ini angka testing di Indonesia baru mencapai kurang dari 5 persen dari total populasi penduduk Indonesia," kata Adib.

Mengenai vaksinasi yang dinilai hanya merupakan salah satu upaya pencegahan atau preventif. Maka, upaya pencegahan yang harus dilakukan ialah disiplin mematuhi protokol kesehatan. 

"Kondisi ini tidak akan berjalan maksimal apabila masyarakat tetap abai dalam menjalankan protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak, membatasi mobilitas, dan menghindari kerumunan," tandasnya.

Komentar