Tepati Janji, Sandiaga Uno Mulai Berkantor di Bali
ASKARA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno memenuhi janjinya untuk berkantor di Bali. Hal itu dilakukan Sandiaga untuk membangkitkan sektor pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19.
Sandiaga juga telah memiliki kartu kewaspadaan atau Health Alert Card (HAC). Kartu tersebut wajib dimiliki bagi yang melakukan perjalanan dalam negeri melalui laut dan udara.
Cara mendapatkan kartu tersebut dapat diunduh melalui aplikasi electronic Health Alert Card (eHac) di Google atau Apple Store serta dapat diakses melalui inahac.kemkes.go.id.
"Pagi ini saya tiba di Bandara Ngurah Rai. Sesuai dengan syarat penerbangan ke luar kota, kita wajib mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan atau e-Hac (electronic Health Alert Card) melalui ponsel yang akan ditunjukkan kepada petugas verifikasi saat mendarat," kata Sandiaga, dalam keterangan tertulis, Kamis (28/1).
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu berencana untuk berkantor di Bali sementara waktu. Sehingga dia bisa terlibat langsung dalam pemulihan pariwisata Bali.
"Untuk beberapa hari ke depan saya akan berkantor di Bali," ujar Sandi disapanya.
Sebagai destinasi favorit wisatawan Nusantara, Sandi mengaku ingin menyentuh langsung usaha-usaha mikro dan kecil yang ada di Pulau Dewata tersebut. Sebagian besar masyarakatnya mempunyai usaha di bidang pariwisata.
"Karena 80 persen masyarakatnya menggantungkan lapangan kerjanya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Ini yang harus kita pulihkan," tandasnya.
Wacana Sandi ingin berkantor di Bali bermula dalam sebuah webinar bertajuk 'Merajut Tali Gagasan Bali Kembali dan Kebijakan Pemerintah Terhadap Keberlangsungan Pariwisata di Bali 2021' pada Sabtu (23/1).
Kala itu, Sandi berinteraksi langsung dengan sejumlah stakeholder dan pelaku pariwisata di Bali. Dia mengaku ingin melihat dan terlibat langsung di Bali yang paling terdampak akibat Covid-19.
"Berkantor di Bali paling tidak sebulan sekali beberapa hari, ini berkantor bener ya, bukan berkunjung, tapi berkantor," tutur Sandi.
Untuk itu, dia putuskan berkantor di Bali dianggap sangat perlu. Alasannya, karena masih mengadopsi prinsip percaya apabila melihat, mendengar dan merasakan langsung.
"Ini kita sedang coba finalkan, agar perhatian ini, seeing is believing. Kalau cuma ngomong-ngomong dari Jakarta-nggak ada di Bali, pasti nggak akan punya credibility," jelasnya.
Komentar