Jumat, 19 April 2024 | 11:59
OPINI

Misteri Jalan Kematian

Misteri Jalan Kematian
Ilustrasi. (Nationalgeographic)

Seperti info yang beredar, pada musibah jatuhnya pesawat di mana ada seorang copilot yang seharusnya berdinas malam hari tiba-tiba memajukan jadwal bertugas pada pagi yang menjadi hari naas itu.

Seorang anak belasan tahun mengikuti pondok romadhon, yang seharusnya pulang pada esok hari. Mengendarai sepeda motor seorang diri dalam keadaan gerimis rintik-rintik di bawah kaki gunung, tiba-tiba kerikil kecil menggelincir dari tebing dan jatuh tepat menggenai helmnya. Helm baik-baik saja tapi kepala retak dan akhirnya tidak tertolong.

Cerita lain, ada seorang anak tingkat dasar. Karena lupa buku PR (pekerjaan rumah) tertinggal memutuskan pulang mengambilnya. Saat harus menyeberangi jalan, kecelakaan pun terjadi dan kematian menjemputnya saat itu juga.

Ataupun ada anak yang berangkat mendaki gunung dalam keadaan baik dan bahagia, jatuh terpeleset hanya karena sebuah foto dan nyawanya tidak lagi bisa diselamatkan. 

Juga seorang ibu yang sedang bekerja dan mengantar surat pada kantor dinas lain berencana mencarikan sekolah anaknya, tiba-tiba saat di tikungan kendaraan lain menabraknya, terjatuh dan tidak sadarkan diri dan kembali pada Sang Illahi.

Ada juga balita yang membutuhkan pertolongan segera dan sudah diusahakan secepat mungkin sampai di rumah sakit, karena terlambat penanganan maka dia pun tidak tertolong lagi.

Atau balita yang lepas dari perhatian dan jatuh masuk kolam ikan tanpa ketahuan. Dan yang baru-baru ini balita terlindas truk yang sedang dimundurkan ayahnya sendiri. 

Masih banyak lagi kejadian yang tidak kita mengerti merenggut nyawa meninggalkan keluarga, tinggal nama. Bisa karena kecelakaan, bencana alam, terlambat penanganan, kelengahan, keteledoran atau justru salah mengambil tindakan, sakit, salah obat dan lain sebagainya

Apakah semua kejadian di atas memang sudah waktu ajalnya tiba? Siapa yang bisa menjawabnya?

Misteri besar bila ada kecelakaan sebuah alat transportasi massal dengan banyak penumpang dan kematian merenggut semua nyawa mereka....apakah semua yang bersama itu sudah waktunya? Rasanya tidak seorang pun mampu menjawab rahasia Illahi.

Semua hal contoh di atas bisa terjadi pada siapa saja dan di manapun berada. Tidak hanya pada suatu perjalanan atau kegiatan di luar ruangan, di dalam rumah pun bisa terjadi, entah karena tersedak, gempa, tertimbun longsor, gas meledak, atap roboh atau tersengat listrik tanpa sengaja. Banyak hal bisa menjadi jalan menuju kematian. Begitu lemahnya manusia dalam ketidaktahuannya.

Dalam heningnya, maut selalu menguntit di belakang, menempel lekat dan mengajak tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Bisa saja pada satu menit ke depan, lima, sepuluh menit atau beberapa minggu, bulan bahkan tahun. 

Saya jadi mengingat pesan orang jaman dulu yang sering mereka ucapkan bahwa "Milikilah jiwa welas asih. Jangan pernah menyakiti siapapun, minta maaflah sebelum hari berganti. Jangan berhutang sekecil apapun karena bisa saja kita mati tiba-tiba"

Kematian seringkali menyisakan tekanan batin dalam kesedihan panjang akibat perasaan kehilangan pada keluarga yang ditinggalkan. Semoga diberi kekuatan, kesabaran untuk menerima dan melaluinya. 

Misteri kematian ini akan terus melengkapi sepanjang adanya bumi, manusia dan kehidupan. Yang pernah datang memang harus kembali pulang, waktunya kapan dan dengan jalan yang tidak pernah diketahui.

Selamat jalan untuk yang sudah duluan menghadap pada sang pemilik jiwa, semoga damai menyertai kalian.

Komentar