Jumat, 26 April 2024 | 21:02
NEWS

Evakuasi Korban Sriwijaya Air Dihentikan karena Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat

Evakuasi Korban Sriwijaya Air Dihentikan karena Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat
Pencarian Korban Pesawat Sriwijaya Air (Dok Askara/Istimewa)

ASKARA - Basarnas memutuskan menghentikan rencana operasi evakuasi korban Sriwijaya Air SJ-182 lantaran kondisi cuaca. Pasalnya, perairan Kepulauan Seribu, lokasi jatuhnya pesawat hujan lebat disertau gelombang tinggi.

Pantauan Askara dari atas Kapal KN SAR Basudewa milik Basarnas, sekitar pukul 15.00 WIB langit di sekitar perairan didominasi awan gelap. Hujan lebat disertai gelombang tinggi dirasakan awak media yang berada di atas kapal. 

Puluhan penyelam profesional dari Indonesian Divers Rescue Team (IDRT) yang diberangkatkan oleh Basarnas ke lokasi jatuhnya Sriwijaya Air, sudah menyiapkan peralatan evakuasi namun belum bisa diturunkan ke bawah air.

IDRT adalah relawan penyelam profesional yang peduli dengan keselamatan dan operasi SAR bawah air. Sejak 10 tahun terakhir selalu menjadi mitra strategis Basarnas.

"Tim penyelam belum diturunkan karena menunggu perintah operasi Basarnas, juga cuaca yang kurang mendukung," ujar Komandan Regu Indonesian Divers Rescue Team (IDRT), Ebram Harimurti, Minggu (10/1) sore.

Sementara, Tim SAR melalui keterangan resminya menyebutkan, proses pencarian dan pengusutan lokasi baru ditemukan garis hempasan pesawat dan serpihan tubuh manusia, untuk badan pesawat belum ditemukan dan diperkirakan terbawa arus.

"Pencarian dihentikan sementara, unit rescue boat balik kanan dikarenakan kondisi cuaca kurang mendukung disertai angin kencang," demikian informasi Tim Sar menyebutkan.  

Di lokasi, terlihat sebanyak 14 kapal besar yang membentuk barisan melingkar. Lokasi kejadian juga tak jauh dari daratan Pulau Jawa dan Pulau Lancang. Kedua daratan itu terlihat jelas dengan mata telanjang.

Komentar